kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.206   65,50   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   12,68   1,16%
  • LQ45 879   12,89   1,49%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 449   6,81   1,54%
  • IDXHIDIV20 541   6,16   1,15%
  • IDX80 127   1,52   1,20%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,88   1,28%

Terus Kembangkan Pasar, Begini Target Bank-Bank Milik Korea di Indonesia


Sabtu, 20 Mei 2023 / 07:20 WIB
Terus Kembangkan Pasar, Begini Target Bank-Bank Milik Korea di Indonesia

Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspansi terus dilakukan oleh investor asal Korea Selatan di industri perbankan tanah air. Berbagai upaya dilakukan oleh mereka untuk meningkatkan kinerja, terutama penyaluran kredit yang dimiliki.

Memang, bank-bank yang kini dikuasai oleh investor asal negeri ginseng ini memiliki aset yang terbilang masih kecil dibanding dengan bank lainnya. Bahkan, ada yang masih perlu memperbaiki kualitas kreditnya.

Sebut  saja, PT Bank KB Bukopin Tbk (KB Bukopin) yang saat ini masih memiliki pekerjaan rumah untuk memperbaiki kualitas kreditnya. Dimana, per periode Maret 2023, NPL gross mereka masih di level 6,98%, walaupun membaik dari tahun sebelumnya 11,76%.

Wakil Komisaris Utama KB Bukopin Nam Hoon Cho mengungkapkan bahwa saat ini memang pihaknya memang berfokus untuk menyelesaikan masalah NPL tersebut. Dimana, itu akan dibantu oleh dana hasil rights issue yang bakal dilakukan dengan target yang bisa dikumpulkan sekitar Rp 12 triliun.

Baca Juga: BI dan Pemerintah Dukung Dedolarisasi, Likuiditas Valas Perbankan Bisa Melonggar

“Dengan berbagai cara, kita akan menyelesaikan NPL-nya,” ujar Cho beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Cho menargetkan urusan NPL ini bisa selesai setidaknya hingga tahun depan. Ia bilang Kookmin Bank sebagai pemegang saham pun akan membantu menyelesaikan masalah NPL ini melalui suntikan modal di rights issue nanti.

Cho bilang baru setelah permasalahan terkait NPL selesai, pihaknya bakal berfokus pada untuk melakukan digitalisasi dari layanan perbankan yang dimiliki. Ini sebagai upaya dalam rangka memperbaiki citra dari KB Bukopin saat ini.

“Tidak hanya good bank saja, tapi kami akan me-rebrand sebagai bank yang sehat,” katanya.

Sebagai informasi, Total kredit tercatat dari KB Bukopin saat ini sebesar Rp 45,81 triliun, atau turun 13,2% YoY. Namun, rugi bersih tahun berjalan secara konsolidasi turun signifikan dari Rp 917 miliar pada Maret 2022 menjadi Rp 226 miliar pada Maret 2023.

Bank milik Korea lainnya, PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (BWS) juga tengah berupaya dalam mendorong peningkatan kredit yang berorientasi produktif di tahun 2023 ini.

Dalam tiga bulan pertama tahun ini, BWS mencatat kredit yang diberikan mencapai Rp 40,87 triliun. Angka tersebut mengalami pertumbuhan jika dibandingkan dari periode sama tahun lalu yang senilai Rp 35,5 triliun.

“Di tahun 2023, target pertumbuhan kredit BWS berkisar antara 7-9%,” ujar Corporate Secretary BWS Wuryanto.

Wuryanto bilang  peningkatan kredit produktif bakal berfokus pada skala mikro dan kecil. Sementara, untuk level korporasi BWS terus meningkatkan pemberian kredit pada sektor-sektor prioritas.

Baca Juga: Penyaluran KPR BNI Tumbuh 8% Menjadi Rp 54,5 Triliun pada Kuartal I

Ia menyebutkan beberapa strategi yang dilakukan untuk mencapai target tersebut, antara lain inovasi bisnis baik untuk korporasi maupun konsumer, akselerasipertumbuhan bisnis, pengembangan electronic banking, dan memperkuat sumber daya manusia

Tak hanya dua bank tersebut, Wakil Direktur PT Bank Oke Indonesia Tbk (OK Bank) Hendra Lie mengungkapkan bahwa pihaknya bakal lebih fokus ke komersial, korporasi, dan ritel. Hendra bilang untuk ritel, pihaknya sedang mengembangkan aplikasi mobile mereka. Dimana, harapannya aplikasi tersebut bakal meluncur di tahun ini.

“Kemarin kita membuka kantor di Bandung untuk menjangkau market yang lebih luas,” tambahnya.

Hendra menyebut untuk target kredit OK Bank di tahun ini diharapkan bisa mencapai Rp 9,35 triliun. Sementara itu, untuk dana pihak  ketiga (DPK) ditargetkan mencapai Rp 6,3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×