Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor properti termasuk paling terpukul pandemi corona di tahun ini. Namun di tahun depan, sektor properti diperkirakan menjadi salah satu yang paling cepat rebound.
Agen East2West Property sekaligus anggota Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) Jessica Leonard mengungkapkan, jika dilihat secara tahunan (YoY) dari tahun 2019 ke tahun 2020 ada penurunan baik dari harga, permintaan maupun suplai. Namun, di kuartal IV 2020 lebih baik daripada kuartal sebelum-sebelumnya.
"Terlihat dari beberapa developer yang walaupun tidak banyak, masih launching dan tercatat transaksi yang cukup bagus dimasa pandemi ini. Seperti Summarecon, Sinarmas, Jababeka dan lain-lain," ujar Jessica kepada kontan.co.id, Jumat (11/12).
Jessica menyebut, situasi akan kembali stabil pada 2021 mendatang. Menurutnya, rumah tetap kebutuhan primer. "Mungkin ada yang rontok, tapi yang tumbuh juga banyak," katanya.
Baca Juga: Diselimuti sentimen positif, saham-saham emiten properti ini bisa dilirik
Sementara, tantangan dan strategi pada sektor properti di 2021 mendatang adalah berkreasi dengan produk inovatif dan meringankan cara bayar di masa pandemi ini, baik bagi end-user ataupun investor.
Sebab, menurut Jessica, faktor itu masih menjadi pertimbangan utama bagi pembeli dalam memilih properti. Hal ini telah dilakukan oleh beberapa developer dengan menciptakan produk unik dan menarik.
Ada yang dengan ukuran sangat besar dan harga dramatis, ada pula yang menghadirkan ukuran minimalis compact dengan pelengkap furniture di dalamnya jadi membuat simple pengguna. Cara bayar cicil uang muka membuat pembeli menjadi lebih ringan merogoh kocek sehingga dapat mengatur cashflow mereka juga.
"Di masa sekarang ini sebenarnya “cash is the king” atau boleh dibilang yang memegang uang memiliki kesempatan yang paling bagus untuk mendapatkan properti dengan harga bagus ataupun cara bayar yang bagus dan gimmick-gimmick lainnya," imbuh Jessica.
Analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa mengungkapkan dalam riset terbarunya bahwa pandemi Covid-19 pada 2020 menjadi tantangan paling besar yang menerpa bisnis properti. Pelemahan ekonomi yang berujung pada perubahan prioritas konsumsi dan investasi masyarakat membuat produk properti ditinggalkan dan harga rumah berguguran.
"Walaupun prospek jangka pendek sangat suram, kami meyakini situasi akan kembali stabil pada 2021 mendatang. Setelah pembatasan sosial dilonggarkan, ekonomi dan pasar properti akan rebound,” ujar Yasmin.
Tren bekerja dari rumah (work from home) juga akan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pasar properti ke depannya. Menurutnya, hal itu akan berdampak pada strategi penetapan harga khususnya bagi pengembang properti residensial.
Selanjutnya: Sektor properti diprediksi membaik, cermati rekomendasi saham emiten properti ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News