kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terpukul pandemi, industri ritel baru bisa pulih lagi 2 tahun-3 tahun ke depan


Jumat, 11 Desember 2020 / 06:30 WIB
Terpukul pandemi, industri ritel baru bisa pulih lagi 2 tahun-3 tahun ke depan

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri ritel belum akan pulih dalam waktu dekat. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memproyeksikan, sektor industri ritel bisa kembali pulih dalam 2 tahun-3 tahun ke depan. Katalis positif salah satunya diharapkan datang dari agenda pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 pada tahun depan.

Wakil Ketua Aprindo, Fernando Repi memperkirakan, pemulihan di sektor industri ritel akan mulai terlihat di semester pertama tahun depan. Menurutnya, pemulihan paling cepat akan dijumpai pada sub sektor groceries. Hal ini tidak terlepas dari upaya-upaya adaptasi teknologi yang dilakukan oleh para pelaku usaha ritel groceries di tengah pandemi Covid-19.

“Mereka sudah mulai melakukan social messaging shopping, kemudian kolaborasi omnichannel dengan beberapa, banyak juga peritel sudah bekerja sama dengan e-commerce dan lain-lain,” terang Fernando webinar Markplus, Kamis (10/12).

Baca Juga: Kinerja emiten ritel tertekan hingga kuartal ketiga, simak rekomendasi sahamnya

Seperti diketahui, industri ritel memang tidak kebal pandemi. Aprindo mencatat, pendapatan para pelaku industri ritel sempat merosot hingga 80% gara-gara efek gulir wabah tersebut. Hingga tutup tahun 2020 nantipun, pendapatan para pelaku usaha ritel diperkirakan baru mencapai sekitar 30-%-35% dari angka pendapatan normal.

Oleh karenanya, para pelaku usaha ritel, kata Fernando, akan memaksimalkan peluang  pemulihan pasar yang muncul seiring agenda pengadaan vaksin Covid-19. Caranya yakni dengan menggencarkan kolaborasi dengan pihak pemasok barang atau supplier.

“Jadi (kami) kolaborasi promosi marketing, kolaborasi merchandising, jadi kita sudah , pasti kan temen-temen kan juga sudah implementasi penggunaan data teknologi, big data dan lain-lain,” terang Fernando.

Selanjutnya: Ada 1.500-an pekerja di Kota Bekasi jadi korban PHK dampak pandemi corona

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×