kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Telkomsel Terus Lanjutkan Program Suntik Mati Jaringan 3G


Kamis, 20 Oktober 2022 / 06:30 WIB
Telkomsel Terus Lanjutkan Program Suntik Mati Jaringan 3G

Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - BALI. Telkomsel akan terus melanjutkan program suntik mati jaringan 3G. Hanya saja, jadwalnya mundur, mengingat banyak masyarakat belum mendapatkan gawai berkualifikasi 4G.

Direktur Network Telkomsel Nugroho menjelaskan, akibat hal tersebut target penyelesaian program tersebut mundur menjadi tahun depan.

"Targetnya yang jelas paling telat Desember tahun depan," ujarnya di sela-sela acara Press Conference kesiapan Telkomsel dalam rangkaian KTT G20 di Bali, Rabu (19/10).

Sebelumnya, Telkomsel menargetkan menyuntik mati 3G di 504 kota/kabupaten pada 2022. Proses ini dilakukan secara bertahap dalam beberapa batch, dimulai sejak Maret dan direncanakan akan rampung pada akhir 2022. Adapun sejauh ini disebutkan progres 3G Shutdown sudah mencapai 40% dari target 49 ribu BTS.

Baca Juga: 3 Tahun Transformasi Berkelanjutan Telkom Digital Bisa Kedaulatan Digital Indonesia

Direktur Network Telkomsel, Nugroho di Bali (19/10).

Nugroho melanjutkan pemunduran jadwal penghapusan layanan 3G itu terkait dengan masih banyaknya warga dengan gawai 3G. "Dari beberapa kota yang sudah kami matikan itu masih ada customer yang keberatan karena mereka masih membutuhkan jaringan 3G yang terkait handset-nya, handset-nya masih 3G," jelas dia.

Oleh sebab itu, guna menjaga customer experience, Telkomsel menjadwalkan ulang waktu yang tepat sembari terus mengedukasi dan memberikan fasilitas.

Disebutkannya, mereka yang keberatan adalah para pelanggan business to business (B2B) yang menggunakan mesin penerima pembayaran Electronic Data Capture (EDC), terutama di Jakarta dan kawasan penyangga. Menurutnya, sejauh ini angka pelanggan untuk jaringan 3G sekitar 10 juta.

"Paling besar Jakarta, Jabotabek, karena pelanggan B2B masih banyak yang di Jakarta yang memakai EDC," katanya.

Baca Juga: Telkomsel Bidik 4.000 Pelanggan Baru dalam Rangkaian Acara G20 di Bali

Nugroho juga menjelaskan, permasalahan di EDC ini terkait dengan fenomena kelangkaan chip di dunia. Pelanggan yang hendak mengganti EDC 3G ke 4G terhambat pasokan mesin dengan spesifikasi 4G.

"Karena kelangkaan chip, pelanggan-pelanggan B2B yang menggunakan EDC itu tidak memiliki cukup suplai devices yang mensuplai 4G dan kelangkaan chip itu tidak hanya dialami oleh Telkomsel, tapi oleh pelanggan B2B juga begitu, dan di seluruh dunia," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×