Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai melakukan Groundbreaking NeutraDC Hyperscale Data Center (HDC) Batam pada Desember 2022, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) semakin memantapkan langkah untuk mengambil porsi dan menjadi pemain besar di industri data center.
Tak hanya memiliki kapasitas besar dengan standar tier 3 dan 4, HDC Batam ini juga akan menjadi bagian dari ekosistem data center TelkomGroup yang terhubung dengan data center domestik dan internasional, edge data center, dan hyperscale data center di Cikarang, Jawa Barat.
Direktur Wholesale & Intenational Service Telkom, Bogi Witjaksono mengatakan, salah satu kunci keberhasilan data center adalah tingkat efisiensi dalam penggunaan energi. Semakin tinggi kemampuan computing dari penghuni data center yang dalam hal ini adalah pemain digital, maka dibutuhkan suplai energi yang sangat besar.
Baca Juga: Trafik Layanan Telkomsel Milik Telkom (TLKM) Melonjak 13% Selama Nataru 2022
"Untuk itu, para pemain digital tersebut membutuhkan energi yang efisien dan hijau. Kami akan buktikan, pada 2024 pertengahan paling lambat data center berbasiskan energi biru dan ramah lingkungan akan ada di Indonesia,” ujar dia dalam siaran pers, Kamis (5/1).
Terkait dengan teknologi energi terbarukan, Telkom bekerja sama dengan Medco dan nantinya saat distribusi akan melibatkan PLN. Telkom juga bekerja sama dengan Singtel yang juga pemain lama data center di Singapura.
Bersama-sama, kedua pihak ini siap menangkap potensi kebutuhan spillover demand yang berasal dari Singapura dan sekitarnya, selain juga untuk memenuhi kebutuhan domestik di Indonesia.
Bogi menambahkan, pada tahun 2030 nanti Indonesia setidaknya membutuhkan minimal 1.200 MegaWatt atau 1,2 GW data center. Hal ini menjadi peluang sangat besar yang tidak lepas dari peran demografi yang menyebabkan kebutuhan tersebut kian meningkat. Lantas, Telkom dapat menjadi bagian dari pemain dominan dan bergerak cepat untuk membangun ekosistem data center.
Semua lini kehidupan masyarakat pada masa depan akan menjadi terkoneksi secara digital. Basis datanya diperkirakan dari IoT maupun perangkat itu jauh lebih besar dibandingkan kebutuhan kita sekarang yang ada di broadband biasa. "Telkom sebagai agen pemerintah dalam hal digitalisasi harus berpikir beyond, tidak hanya membangun data center, melainkan lebih ke membangun ekosistemnya demi membangun negeri ini untuk digital sovereignty,” imbuh Bogi.
Dalam dua tahun ke depan, Telkom akan fokus untuk memperkuat dan mengembangkan data center yang dimilikinya untuk menangkap peluang pasar pemain digital global. Telkom berupaya untuk memastikan pembangunan data ceter tersebut dapat segera rampung, terutilisasi, dan menjadi pemain data center yang diperhitungkan di pasar Asia Tenggara hingga regional. Dengan demikian langkah untuk mewujudkan kedaulatan digital nasional dapat terakselerasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News