Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekretaris Jendral Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Toto Dirgantoro membenarkan terjadi kenaikan tarif kargo udara dan laut hingga saat ini.
"Khususnya kargo laut terjadi kenaikan mencapai 100% hingga 500% tergantung dari tujuannya. Kenaikan ini terjadi beberapa bulan belakangan," jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (29/8).
Persoalan yang menyebabkan naiknya tarif kargo laut karena adanya kelangkaan kontainer kosong (shortage empty container). Di samping itu, lanjut Toto, adanya keterbatasan space kapal yang tidak ada dan keterlambatan kapal.
Toto menjelaskan, pada masa pandemi terjadi stagnan logistik sehingga impor berkurang maka ekspor kesulitan kontainer karena tidak ada kontainer kosong yang ada. Selain itu, banyak kargo yang menumpuk di pelabuhan transhipment.
"Pada saat itu, banyak kapal yang tidak berlayar karena situasi pandemi sehingga saat aktivitas ekspor mulai bergerak, terjadilah shortage empty container, keterbatasan space kapal, dan naiknya tarif sedemikian tinggi," ungkapnya.
Dengan adanya masalah ini, Toto mengakui, sangat berdampak pada anggota GPEI khususnya UMKM karena banyak buyer yang belum berkenan melakukan pembayaran ocean freight karena kenaikan tarifnya terlalu tinggi.
Toto bilang, saat ini di Bali misalnya masih banyak kargo yang tertunda keberangkatannya dan masih menumpuk di gudang. "Sejauh ini kami tetap berusaha survive, negosiasi dengan buyer dan sebagainya untuk bagaimana mengurangi resiko biaya yang tinggi ini," tandasnya.
Baca Juga: Permintaan pengapalan muatan curah naik, biaya pengangkutan ikut terkerek
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News