kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Target Kredit Bank Tidak Berubah Meski GWM Naik


Sabtu, 22 Januari 2022 / 07:05 WIB
Target Kredit Bank Tidak Berubah Meski GWM Naik

Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) tidak akan berdampak signifikan pada likuiditas perbankan. Sejumlah pemain telah mengantisipasi kenaikan ini namun tidak akan mengubah target kredit tahun ini. 

PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) misalnya, tetap menargetkan ekspansi kredit tumbuh di kisaran 20% - 30% pada 2022 walaupun Bank Indonesia (BI) memutuskan akan menaikkan GWM secara bertahap. "Sedangkan kenaikan GWM, tidak mengubah target kredit Bank INA," kata Direktur Utama Daniel Budirahayu, Jumat (21/1).

Daniel menambahkan, bahwa kenaikan GWM akan mengurangi jumlah uang yang beredar di perbankan. Meski demikian, kebijakan itu dinilai tidak sampai mengganggu likuiditas maupun penyaluran kredit di sektor perbankan. 

Sebab, menurut Daniel, rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) masih tergolong rendah. Efeknya, hanya terhadap biaya dana yang dikumpulkan bank (cost of money) yang akan bertambah dan tentunya berdampak pada kenaikan suku bunga. 

Baca Juga: Begini Penjelasan EMTK Soal Akuisisi 16,26% Saham Bank Fama oleh Singtel

Tak berbeda, PT CIMB Niaga Tbk juga tidak berniat mengubah target, terlebih likuiditas perusahaan masih kuat. Bank swasta terbesar kedua di Indonesia tetap menargetkan kredit bisa tumbuh sekitar 5% - 5,5% tahun ini.  "Kami saat ini, tidak mengubah target kredit. Likuiditas CIMB Niaga juga sangat likuid," kata Direktur Utama CIMB Niaga Lani Darmawan. 

Sama dengan yang lain, PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906, Tbk juga tak mengubah target kredit. Walaupun begitu, Direktur Bank Woori Saudara Sadhana Priatmadja menyebut kebijakan ini berdampak pada perhitungan likuiditas.  "Tapi kami dapat mengatur ulang nilai aset dan liabilitas," terang Sadhana. 

Menurut Sadhana, pengaturan tersebut itu bisa melalui penurunan kredit atau peningkatan nilai pendanaan. Dengan berbagai opsi tersebut, perusahaan memilih mempertahankan target kredit walau GWM naik. 

Seperti diketahui, BI  akan mulai menaikkan GWM secara bertahap hingga akhir kuartal III-2022. Pada tahap pertama, GWM akan naik 150 basis poin (bps) menjadi 5% dengan pemenuhan harian 1% pada 1 Maret 2022. GWM Rerata ditetapkan sebesar 4%.

Lanjut pada 1 Juni 2022 GWM akan naik 100 bps menjadi 6% dengan pemenuhan harian 1%. GWM Rerata ditetapkan 5%. Terakhir, GWM akan naik lagi sebesar 50 bps menjadi 6,5% pada September 2022 dengan pemenuhan harian 1%. GWM Rerata ditetapkan 5,5%.

Baca Juga: BTN Catat Volume Transaksi Digital Banking Tumbuh 92% di Sepanjang Tahun 2021

GWM adalah dana atau simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro yang ditempatkan di BI. Besaran GWM ditetapkan oleh bank sentral berdasarkan persentase dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan.

Mengutip laman sikapiuangmu.ojk.go.id, pengaturan GWM diperlukan sebagai instrumen moneter atau makroprudensial untuk mengatur uang beredar di masyarakat yang secara langsung berpengaruh terhadap indeks inflasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×