kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,55   -16,97   -1.81%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun lalu, Avrist Assurance kantongi laba Rp 126,9 miliar


Selasa, 25 Mei 2021 / 04:45 WIB
Tahun lalu, Avrist Assurance kantongi laba Rp 126,9 miliar

Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu perusahaan asuransi jiwa di Indonesia PT Avrist Assurance (Avrist Assurance) membukukan laba bersih konsolidasian setelah pajak sebesar Rp 126,9 miliar di sepanjang tahun 2020.

Sepanjang 2020, perusahaan juga mengelola aset lebih dari Rp 12,3 triliun. Selain itu, Avrist Assurance terlihat semakin mengukuhkan kekuatannya dengan pencapaian rasio solvabilitas atau RBC sebesar 430% yang jauh lebih tinggi dibandingkan standar yang telah ditetapkan oleh OJK yaitu sebesar 120%.

Direktur PT Avrist Assurance Ian Ferdinan Natapradja bilang bahwa  tahun 2020 menjadi tahun yang penuh tantangan dan turut memberi pengaruh pada bisnis perusahaan. Namun di tengah tuntutan dan tantangan yang ada, Ia menilai bahwa pihaknya berhasil menjalankan roda bisnis sehingga dapat mencetak laba bersih konsolidasian sebesar Rp 126,9 miliar.

Baca Juga: Tingkatkan manajemen mutu, Asuransi Bintang kantongi Sertifikasi ISO 9001:2015

“Hasil ini menunjukkan bahwa Avrist Assurance tetap memiliki keuangan yang kuat dan stabil,” ungkap Ian dalam keterangan resminya, Senin (24/5).

Sementara itu, kanal distribusi Grup EBD atau asuransi kumpulan menjadi kontributor utama dalam perolehan pendapatan premi. Lebih dari 37% pendapatan premi konsolidasian disumbangkan oleh kanal distribusi Grup EBD. 

Kemudian disusul oleh kanal distribusi bancassurance dan agency yang masing-masing sebesar 26% dan 20%. Sedangkan anak perusahaan, Avrist General Insurance memberi kontribusi 17%.

Avrist Assurance juga berkomitmen untuk senantiasa menyediakan perlindungan bagi keluarga Indonesia. Komitmen ini diwujudkan melalui serangkaian inovasi Avrist Assurance dalam meluncurkan produk perlindungan di sepanjang tahun 2020, seperti produk perlindungan kesehatan Avrist Prime Hospital and Surgical serta produk perlindungan kesehatan berbasis online yakni Avrist Simple Start. Kedua produk memiliki strategi dan target pasar yang berbeda, sehingga Avrist Assurance dapat menggarap beragam segmentasi.

“Kami melihat, tantangan di tahun 2020 merupakan peluang bagi kami untuk beradaptasi dan berinovasi. Dengan adanya pandemi Covid-19 di Indonesia membuat masyarakat sadar akan pentingnya asuransi kesehatan, oleh sebab itu Avrist Assurance menghadirkan produk Avrist Prime Hospital and Surgical serta Avrist Simple Start untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan perlindungan kesehatan,” tambah Ian.

Baca Juga: Astra Life tawarkan asuransi kesehatan hospital cash plan, ini manfaat yang diberikan

Saat ini, Avrist Assurance tengah berfokus pada pengembangan produk asuransi tradisional atau murni perlindungan sebagai strategi perusahaan dalam berkompetisi di pasar asuransi Indonesia. Asuransi tradisional memberikan kontribusi signifikan, yakni lebih dari 72% dari total pendapatan premi Avrist Assurance, jauh mendominasi dibandingkan produk berbasis investasi seperti unitlink.

Selain berfokus pada pengembangan produk asuransi tradisional, Avrist Assurance melalui kanal distribusi EBD dan bancassurance juga bersinergi dengan anak perusahaannya yaitu Avrist General Insurance, Avrist Asset Management, dan juga dengan DPLK Avrist dalam menyediakan pelayanan kepada nasabah, khususnya dalam segmen pasar B2B.

Di tahun 2020, Avrist Assurance juga telah membayarkan klaim atas perlindungan kesehatan, yakni sebesar Rp 419,2 miliar, dan klaim atas perlindungan jiwa sebesar Rp 415,3 miliar. Klaim sebanyak Rp 22 miliar merupakan klaim yang terkait dengan covid-19.

“Tahun 2021 kami optimis bahwa pertumbuhan bisnis asuransi akan kembali membaik. Avrist Assurance akan memperkuat kanal-kanal distribusi pemasaran kami dengan meluncurkan produk yang sesuai kebutuhan masyarakat, menjalin kemitraan strategis dengan perbankan maupun rekanan lainnya, sehingga dapat memperluas pemasaran produk kami di Indonesia”, pungkas Ian.

Selanjutnya: Hingga akhir tahun lalu, utang klaim Jiwasraya sentuh Rp 20 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×