kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun ini, perbankan bertekad pertahankan margin bunga bersih (NIM)


Selasa, 11 Mei 2021 / 07:50 WIB
Tahun ini, perbankan bertekad pertahankan margin bunga bersih (NIM)

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi yang berlarut membuat industri perbankan tidak bisa meraup untung dari bunga seiring loyonya kredit dan tren suku bunga rendah sepanjang tahun lalu. Kini, penyaluran kredit mulai naik, perbankan pun berharap bisa mempertahankan margin bunga bersih alias net interest income (NIM) agar tetap optimal. 

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk misalnya mencatatkan perbaikan NIM dari 4,5% di akhir tahun 2020 yang lalu menjadi 4,9% pada kuartal pertama 2021. Pencapaian itu diikuti dengan pertumbuhan kredit 2,2% year on year (yoy) menjadi Rp 559,33 triliun. 

“Kami telah mempertimbangkan kondisi dan proyeksi perekonomian ke depan, kami sampaikan bahwa kredit akan kami dorong untuk tumbuh pada kisaran 6% hingga 9%. Dengan ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh pada kisaran 3% hingga 5%, serta memperkirakan NIM akan tumbuh pada kisaran 4,6% sampai 4,8%,” papar Direktur Utama BNI Royke Tumilaar secara virtual pada pekan lalu. 

Baca Juga: Bank Negara Indonesia (BBNI) telah salurkan KUR sebesar Rp 10 triliun

Guna mencapai target itu, BNI akan meningkatkan kualitas kredit melalui perbaikan manajemen risiko. Juga meningkatkan digital capability dalam memenuhi kebutuhan nasabah. Selain itu meningkatkan dana murah atau CASA dan pendapatan komisi melalui peningkatan transaksi. 

Sedangkan Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk  Jahja Setiaatmadja menyatakan pergerakan NIM akan tergantung pada biaya dana yang akan mengikuti suku bunga acuan Bank Indonesia. Selain itu, DPK BCA yang didominasi 77,2% oleh dana murah, sehingga bila BI rate berubah, hanya deposito yang bisa dengan mudah mengikutinya. 

Lebih lanjut, Ia menyatakan dalam menyalurkan kredit terdapat berbagai macam segmen mulai dari konsumsi, UMKM, Ritel, komersil, hingga korporasi dengan beragam karakternya. Sehingga perolehan keuntungan dari kredit dan kombinasi dari biaya dana tidak bisa dipastikan. 

“Untuk memprediksi NIM susah, yang penting kita berusaha meningkatkan kredit kita. Karena itu memang dibutuhkan dan itu tugas dan tanggung jawab kita untuk tingkatkan bersama,” jelas Jahja.

Adapun Direktur BCA Vera Eve Lim memproyeksi NIM BCA bisa berada di kisaran 5,1% hingga 5,3% dengan pertumbuhan kredit 6% you pada 2021. Adapun NIM BCA pada kuartal pertama 2021 di level 5,3%

Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) kembangkan ekosistem digital, begini rekomendasi sahamnya

Sedangkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk secara kuartalan mampu menaikkan margin bunga bersih. Walaupun bunga kredit yang tercermin dari suku bunga dasar kredit (SBDK) telah diturunkan bank ini sekitar 25-250 basis poin sepanjang kuartal pertama seiring penurunan suku bunga acuan, tetapi NIM konsolidasi Bank Mandiri naik dari 4,47% pada Desember 2020 ke 5,1%  per Maret 2021.

Sigit Prastowo Direktur Keuangan Bank Mandiri mengatakan, NIM meningkat setelah Bank Mandiri menurunkan biaya dana atau cost of fund dari 2,53% pada Desember ke 1,8%.  "Sampai akhir tahun, cost of fund akan dijaga di level 1,8% atau di bawahnya. Kondisi likuiditas yang longgar saat ini dapat mendorong itu. Sementara NIM ditargetkan sekitar 4,8% hingga 5,1% " ujar Sigit.

Selanjutnya: Bank Bukopin (BBKP) akan rights issue sebanyak-banyak 35,21 miliar saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×