kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun Ini, Krakatau Steel (KRAS) Berupaya Mengoptimalkan Penjualan Ekspor Baja


Selasa, 25 Januari 2022 / 08:25 WIB
Tahun Ini, Krakatau Steel (KRAS) Berupaya Mengoptimalkan Penjualan Ekspor Baja

Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen baja pelat merah, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) berupaya mengoptimalkan penjualan ekspor baja di tahun 2022.

Direktur Komersial Krakatau Steel Melati Sarnita menyebut, dalam rangka memaksimalkan penjualan ekspor di tahun ini, KRAS melakukan peningkatan kemampuan produksi yang salah satunya dengan mengoperasikan pabrik Hot Strip Mill (HSM) 2 sejak November 2021 lalu.

“Diharapkan ini dapat membantu ekspansi pasar ekspor, khususnya untuk segmen re-rolling grade, infrastruktur, dan otomotif,” ujar dia, Senin (24/1).

Baca Juga: Pembebasan Bea Masuk Ekspor Baja ke India Jadi Peluang Krakatau Steel (KRAS)

Pabrik HSM 2 milik KRAS mulai beroperasi secara komersial pada awal November silam. Pabrik yang berlokasi di Cilegon, Banten tersebut memiliki nilai investasi sebesar Rp 7,5 triliun. Pabrik ini mampu menghasilkan Hot Rolled Coil atau baja lembaran panas sebanyak 1,5 juta ton per tahun.

Dengan tambahan kapasitas ini, KRAS yang semula sudah memiliki kapasitas produksi HRC sebanyak 2,4 juta ton bakal memiliki total kapasitas produksi mencapai 3,9 juta ton per tahun.

Melati menjelaskan, pada tahun 2021 KRAS telah melakukan ekspor baja ke Malaysia, Italia, Portugal, Spanyol, Belgia, dan Australia. Adapun pada tahun ini, KRAS telah berhasil mengirimkan produknya ke Pakistan sebagai destinasi ekspor baru.

 

Manajemen KRAS mengakui bahwa isu kelangkaan kontainer yang terjadi sejak tahun lalu memungkinkan adanya keterlambatan pengiriman kargo dan meningkatkan inventori produk di gudang. “Alhasil, proses cash to cash cycle akan semakin panjang dan berpengaruh pada likuiditas keuangan perusahaan,” imbuh Melati.

Di samping itu, tingginya permintaan akan penggunaan kontainer dapat membuat biaya kontainer semakin mahal, sehingga berdampak pada harga jual produk yang kurang kompetitif di pasar ekspor.

Walau begitu, untuk sementara ini ekspor KRAS umumnya dilakukan dengan kapal jenis break bulk vessel. Diharapkan pula biaya pengangkutan atau freight cost ke negara-negara tujuan ekspor KRAS dapat sesuai dengan keinginan konsumen, sehingga harga jual produk baja perusahaan ini lebih kompetitif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×