Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), Arief Yahya mengatakan transformasi ke arah digital sifatnya niscaya terjadi sebagaimana yang disebutkan dalam buku berjudul Digital Vortex. Arief mengatakan industri media dan hiburan perlu fokus pada upaya transformasi digital untuk menanggulangi lesunya kinerja akibat pandemi COVID-19.
Ia mengatakan MDIA sendiri memiliki empat cara menjalankan transformasi digital. Yang pertama adalah terkait content creation yang mengalami perubahan ke arah yang lebih memudahkan para content creator. "Tiga cara lainnya mrncangkup digital aset management distribusi konten dan digital analytic. MDIA akan memanfaatkan berbagai platform untuk distribusi konten selain TV FTA," jelasnya pada paparan publik yang diselenggarakan Rabu (30/12).
Menurut Arief konten dapat disitribusikan melalui kanal atau platform berbasis internet sehingga dapat menjangkau audiens yang lebih luas. Ia menambahkan, sebagai pelaku industri media dan hiburan, suka atau tidak suka, akan menghadapi disrupsi. Media digital kedepannya akan terus bertumbuh seiring bertambah dan meningkatnya demand dari para penggunanya terutama dari kaum milenial.
"revenue TV FTA masih menjadi platform dengan kontribusi terbesar dalam industri media dan hiburan. Meski demikian, ada dua portfolio bisnis yang juga memberikan kontribusi cukup besar yaitu bisnis digital dan konten. MDIA juga akan mengarahkan bisnisnya ke arah yang sama kemana sejalan dengan perkembangan tiga peluang bisnis ini," sambungnya.
Baca Juga: Kinerja menurun karena pandemi COVID-19, VIVA dan MDIA berupaya gaet milenial
Pada kuartal III 2020, kinerja MDIA terpantau melesu sebab pihaknya mendulang kerugian Rp143,64 miliar padahal pada periode yang sama tahun lalu pihaknya masih mengantongi untung bersih sebesar Rp79,65 miliar. Dari sisi pendapatan, MDIA harus mendapati penurunan sebesar Rp24,538 miliar. Dengan demikian pendapatan hanya senilai Rp908,43 miliar dari Rp1,153 triliun pada kuartal III 2019.
Dari sisi aset, ada peningkatan 4,78% menjadi Rp6,35 triliun dari Rp6,06 triliun secara year to date. Lalu liabilitas ikut meningkat 13,16% menjadi Rp4,04 triliun dari Rp3,37 triliun. Lalu, ekuitas menurun 7,25% menjadi Rp2,30 triliun.
Direktur MDIA Ahmad Zulfikar menambahkan, meski pandemi COVID-19 berdampak terhadap pendapatan, namun langkah inisiatif berupa efisiensi dari sisi program dan penyiaran dan dari sisi beban umum dan administrasi dapat mengimbangi operasional.
Hal itu, erlihat dari Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) yang tumbuh 70,2 persen di sembilan bulan pertama 2020. "Apabila dibandingkan dengan sembilan bulan pertama 2019 terjadi peningkatan sebanyak 70,2%. Dari Rp89,8 miliar di sembilan bulan pertama 2019 maka untuk EBITDA pada sembilan bulan pertama 2020 angkanya sebesar Rp152,9 miliar," tuturnya.
Selanjutnya: Panen Berjamaah Direksi SCMA, Dalam Setahun Kantongi Potential Gain 86,18 Persen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News