Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) menganggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 185 miliar pada tahun ini. Anggaran tersebut dialokasikan untuk sejumlah hal.
“(Alokasi capex) itu akan lebih banyak di sub sektor kertas,” ungkap Direktur Utama PT Alkindo Naratama Tbk, Herwanto Sutanto dalam sesi paparan publik yang disiarkan secara virtual pada Kamis (17/6).
Sebanyak Rp 170 miliar dari total anggaran capex rencananya bakal digunakan untuk membiayai agenda ekspansi penambahan kapasitas produksi lini usaha kertas cokelat yang dijalankan oleh entitas anak usaha ALDO, yaitu PT Eco Paper Indonesia (EPI), pada tahun ini.
Rencananya, emiten yang secara konsolidasi memiliki 4 lini usaha itu bakal memasang mesin produksi tambahan berkapasitas 150.000 ton per tahun. Agenda ekspansi dengan total perkiraan investasi sekitar Rp 370 miliar - Rp 380 miliar bakal dikerjakan dalam 2 tahap, yakni tahun ini dan tahun depan.
Baca Juga: Segmen usaha kertas diproyeksi bakal mendominasi penjualan Alkindo Naratama tahun ini
Tambahan kapasitas ini nantinya bakal menggenapi kapasitas produksi kertas cokelat eksisting EPI yang dalam catatan Kontan.co.id berkisar 70.000 ton per tahun. Bukan tanpa alasan ALDO mengungkit kapasitas produksi kertas cokelat. Herwanto bilang, ALDO melihat bahwa lini usaha kertas cokelat memiliki prospek yang baik untuk terus bertumbuh secara berkelanjutan.
“Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan di mana pengiriman barang dari satu pulau ke pulau lain akan membutuhkan packaging seperti kardus, yang mana salah satu klien dari eco sendiri juga merupakan perusahaan-perusahaan produsen kardus,” terang Herwanto.
Sementara itu, sebagian besar dari Rp 15 miliar alokasi capex sisanya akan digunakan untuk bisnis kertas konversi yang dijalankan ALDO selaku entitas induk. Selebihnya dialokasikan untuk bisnis polimer entitas anak, yaitu PT Alfa Polimer Indonesia (API).
Sepanjang tahun ini, ALDO menargetkan pertumbuhan penjualan sekitar 30% dibanding tahun lalu atau setara dengan sekitar Rp 1,4 triliun. Sementara itu, laba bersih perusahaan ditargetkan bertumbuh 40% dibanding tahun lalu atau setara dengan sekitar Rp 70 miliar.
Pada kuartal I 2021 lalu, ALDO sudah membukukan penjualan konsolidasi sebesar Rp 340,70 miliar, tumbuh 9,41% dibanding realisasi penjualan kuartal I 2020 yang sebesar Rp 311,37 miliar. Sementara itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ALDO melesat 79,21% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 8,15 miliar di kuartal I 2020 menjadi Rp 14,61 miliar di kuartal I 2021.
Selanjutnya: Alkindo Naratama (ALDO) bagikan dividen tunai Rp 1,6 miliar dari laba bersih 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News