kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun Depan, Garuda Maintenance Facility (GMFI) Bidik Pendapatan US$ 52 Juta


Rabu, 28 September 2022 / 08:00 WIB
Tahun Depan, Garuda Maintenance Facility (GMFI) Bidik Pendapatan US$ 52 Juta

Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) melihat prospek bisnis Maintenance Repair Operator (MRO) semakin terbuka di tahun ini. Perseroan pun optimis membidik target pendapatan untuk area Asia-Pacific tahun 2023 bisa mencapai US$ 52 juta dari pelanggan non afiliasi. 

Setidaknya terdapat beberapa kerja sama yang sudah disepakati untuk tahun 2023 mendatang dari customer existing maupun new customer diantaranya adalah Fiji Airways, Tri-MG dan Travira Air untuk aircraft maintenance. Selain itu Malaysia Airlines Berhad dan All Nippon Airways juga sudah mempercayakan GMF untuk merawat pesawat nya di lini bisnis line maintenance.

Sebelumnya, Perseroan juga turut berpartisipasi dalam ajang konferensi dan pameran “MRO Asia Pacific 2022” di Singapore Expo and Exhibition Center.

Baca Juga: Perluas Pangsa Pasar, Garuda Maintenance Facility Ikut Ajang MRO Asia Pasific

Dalam ajang MRO Asia Pacific, GMF menyepakati kerja sama dengan Malaysia Airlines Berhad dalam segmen bisnis line maintenance pada sebanyak 7 station. Di samping itu, GMF juga mendapatkan kepercayaan dari Garuda Indonesia dalam program reaktivasi pesawat narrow body, landing gear overhaul, engine shop visit, dan APU shop visit.

Perseroan pun optimis, lewat partisipasinya dalam MRO Asia-Pacific, perseroan dapat mengembangkan pangsa pasar dan merumuskan strategi pemulihan berkelanjutan melalui kemitraan dengan pelanggan, pemasok, manufaktur, bahkan kompetitor.

Dengan melihat kondisi ekonomi global yang kian menunjukkan peningkatan, industri aviasi diproyeksikan akan kembali ke titik pra pandemi yakni tahun 2019, pada tahun 2023 atau awal 2024. 

VP Corporate Secretary and Legal PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI), Rian Fajar Isnaeni mengungkapkan memasuki tahun ke tiga pandemi COVID-19, industri aviasi telah menunjukkan titik terbaik dibanding masa awal pandemi hingga saat ini. 

“Hal ini didukung dengan lahirnya kebijakan-kebijakan pemerintah yang mendukung pemulihan industri aviasi, seperti pelonggaran syarat perjalanan udara dan dibuka kembali akses keluar masuk Indonesia,” jelas Rian kepada Kontan.co.id, Selasa (27/9). 

Faktor pendorong pemulihan industri aviasi juga didorong dari peningkatan kebutuhan akan layanan kargo. Hal ini lantaran adanya fenomena dari kebiasaan baru di masa pandemi seperti pembelanjaan daring melalui e-commerce. 

“Kebutuhan yang meningkat dan kapasitas yang terbatas melahirkan peningkatan permintaan untuk konversi pesawat penumpang menjadi pesawat kargo,” katanya. 

Untuk mencapai kinerja keuangan yang ditargetkan, perseroan telah menyiapkan rencana bisnis jangka pendek yakni mengelola likuiditas dan arus kas dengan melakukan negosiasi terkait pricing dan terms of payment dengan pelanggan, serta melakukan percepatan proses penagihan untuk pekerjaan yang sudah selesai. 

“GMF juga melakukan penundaan pengeluaran CAPEX pada proyek-proyek pengembangan yang belum menjadi prioritas serta melakukan restrukturisasi utang dengan kreditur serta vendor,” ungkapnya. 

 

Sedangkan untuk rencana jangka menengah, GMF akan melakukan diversifikasi bisnis. Di sektor aviasi, GMF akan merambah pada sektor perawatan pesawat preighter (passenger-freighter), business/private jets, dan pesawat angkut militer. 

Sedangkan di luar sektor aviasi, GMF melakukan upaya peningkatan bisnis perawatan Industrial Gas Turbine Engine dengan melakukan penetrasi pada industri pertambangan, minyak, dan gas untuk perawatan mesin-mesin turbin.

Untuk jangka panjang, GMF mencanangkan konsolidasi global guna mempercepat proses recovery bisnis, dimana GMF berencana melakukan horizontal alignment dengan partner, baik MRO dalam negeri, institusi pertahanan, dan juga pelaku industri sejenis untuk memperkuat ketahanan ekosistem dunia aviasi. 

“Tujuan strategi ini tentunya guna meningkatkan kapabilitas, percepatan pengembangan usaha, serta perluasan portfolio customer,” tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×