Reporter: Celine Night | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Blue Bird Tbk (BIRD) menargetkan penambahan 200-500 unit kendaraan listrik di sepanjang tahun 2023, yang akan disesuaikan dengan kondisi dan permintaan pasar melalui kehadiran E-Bluebird, E-Silverbird, dan E-Goldenbird.
Direktur Utama Sigit Djokosoetono mengatakan, Blue Bird mendukung mobilitas nol emisi. Hal ini dilakukan dengan tujuan mendukung pemenuhan komitmen pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Indonesia sebesar 31,89 persen atas upaya lokal dan 43,2 persen atas bantuan dari luar negeri pada tahun 2030 dan net zero carbon pada tahun 2060.
"Melalui Visi Keberlanjutan 50:30, Blue Bird berharap untuk dapat membuktikan komitmen Perusahaan dalam mengurangi 50% emisi karbon dan buangan operasional di tahun 2030. Secara keseluruhan, Bluebird menargetkan penyediaan energi bersih dari hulu hingga hilir untuk mendorong transisi energi terbarukan sebagai wujud nyata komitmen perusahaan dalam menunjukkan kontribusinya terhadap perbaikan kualitas lingkungan hidup, terutama kualitas udara dalam pilar visi Keberlanjutan BlueSky,” jelasnya dalam siaran pers pada Rabu (15/3)
Baca Juga: Blue Bird: Kontribusi Penjualan Mobil Bekas Masih Kecil
Untuk melengkapi jajaran armada listriknya, Blue Bird menghadirkan armada BYD T3 yang telah beroperasi di Jakarta dan Bali sejak tahun 2021 dengan konfigurasi 7-seaters guna memenuhi permintaan pasar akan armada dengan daya tampung lebih besar.
Selain itu, perusahaan juga telah menambah jumlah fasilitas pengisian daya mobil listrik hingga Blue Bird telah memiliki lebih dari 30 charging station yang tersebar di Jakarta dan Bali.
Selain target penambahan adopsi kendaraan listrik dan fasilitas pengisian daya, Blue Bird memperkuat infrastruktur pendukung pemanfaatan energi baru terbarukan dengan segera dimulainya instalasi panel surya atap yang merupakan upaya konservasi energi secara berkelanjutan.
Blue Bird berupaya berkontribusi lebih untuk mengurangi dampak perubahan iklim dengan menekan efek gas rumah kaca yang dihasilkan pembangkit listrik energi fosil.
Instalasi panel surya atap tidak hanya digunakan untuk mendukung kebutuhan energi operasional perusahaan, namun juga sebagai sumber energi bersih yang dimiliki Bluebird.
Sebagai informasi, Indonesia memiliki potensi surya luar biasa mencapai 4,8 kWh/m2 atau setara dengan 112.000 GWp, namun dari total potensi yang dimiliki, pemanfaatannya baru mencapai sekitar 65 MWp hingga September 2022.
Untuk itu, dalam rangka memanfaatkan potensi yang sedemikian besar, pemerintah telah mengeluarkan roadmap pemanfaatan energi surya yang menargetkan kapasitas PLTS terpasang hingga tahun 2025 sebesar 0.87 GW atau sekitar 50 MWp/tahun.
Baca Juga: Blue Bird (BIRD) Rilis Mobil Eks-Taxi Silver Bird Sebanyak 100 Unit, Ini Rinciannya
Wakil Direktur Utama Adrianto Djokosoetono menambahkan bahwa pemanfaatan PLTS menjadi sebuah kebutuhan karena adanya gerakan dekarbonisasi dan pendekatan Net Zero Emission (NZE).
“Untuk itu sebagai perusahaan layanan mobilitas terdepan di Indonesia, Bluebird berkomitmen untuk turut mengambil bagian dalam mempercepat target pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui pemanfaatan panel surya atap. Kami terus berupaya dan berinovasi dalam menjalankan operasional dan aktivitas perusahaan secara hijau dan mengimplementasikan Environment, Social and Governance (ESG) dan merealisasikan program Sustainability Development Goals (SDGs) yang tertuang dalam komitmen Visi Keberlanjutan Bluebird 50:30,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News