Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Epson Indonesia memproyeksi pertumbuhan penjualan bisa mencapai 20% pada tahun ini dibandingkan dengan pendapatan tahun lalu.
Senada, Head of Finance and Corporate Division Epson Indonesia, Husni Nurdin juga memaparkan jika market share produk Epson tetap akan bertahan di peringkat atas.
"Market share Epson sendiri masih akan bertahan di posisi nomor teratas, masih akan dominan. Produk kami juga di tiap segmennya, akan mengalami pertumbuhan positif," ujarnya saat dikonfirmasi Kontan, Rabu (30/3).
Optimisme tersebut didapatkan oleh Epson Indonesia dengan melakukan kegiatan secara hybrid atau online. Ia memberikan contoh, penggunaan proyektor sebagai medium webinar di tengah pandemi meningkat dan memberikan kontribusi pada penjualan.
Baca Juga: Ini kunci sukses Epson 20 tahun berkiprah di Indonesia
Sebagai gambaran, di masa sebelum pandemi kegiatan webinar melalui proyektor awalnya berlangsung 50 kali dalam setahun, sekarang bisa terjadi 500 kali dalam setahun.
Walau tahun ini diliputi dengan optimisme, Epson Indonesia mengakui jika pandemi membuat pihaknya menuai penurunan penjualan. Pihaknya mencatat, penjualan tahun 2020 bahkan sempat menurun 30%.
"Jadi 2020 pasar kita turun 30%, tapi sepertinya kompetitor lebih dalam turunnya. Tapi tahun ini kita akan closing di Maret ini diperkirakan tumbuh sekitar 20%," sambung dia.
Husni mengungkapkan langkah yang akan dilakukan Epson untuk mempertahankan pangsa pasar, salah satunya adalah dengan menjaga hubungan baik dengan konsumen. Ia menilai strategi ini cukup berhasil menjaga kestabilan penjualan.
Baca Juga: Sederet Upaya Pemerintah Untuk Terus Dorong Pemulihan Ekonomi
Selain itu, pihaknya juga bermigrasi pada penjualan secara daring atau online. Ia berkata, walau kontribusi penjualan online belum besar nilainya, yakni hanya berkisar 5% hingga 10% terhadap total penjualan, namun langkah penjualan yang berpindah ke digital dirasakan sebagai keputusan tepat.
"Walau penjualan online kontribusinya belum terlalu besar, tapi selama pandemi telah meningkat lebih dari dua kali lipat dan cukup signifikan," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News