Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Blue Bird Tbk berencana melakukan ekspansi di tahun 2022. Rencananya, emiten berkode saham BIRD ini bakal menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar Rp 1,2 triliun. Sumber pendanaannya berasal dari kas internal maupun pinjaman perbankan.
Direktur BIRD, Eko Yuliantoro mengungkapkan, BIRD mayoritas capex BIRD tahun depan bakal dialokasikan untuk membeli sekitar 5.000 unit armada baru pada tahun 2022 mendatang. “Kami akan meremajakan kendaraan taksi dan juga kendaraan-kendaraan non taksi,” ujar Eko dalam paparan publik yang disiarkan virtual, Rabu (15/12).
Eko bilang, sebelumnya BIRD sempat melakukan penjualan terhadap unit-unit armada perusahaan yang sudah berumur pada 2020-2021 ini. Lewat ekspansi penambahan armada ini, BIRD berharap bisa meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.
Ekspansi ini juga dilakukan dalam rangka menyambut potensi pemulihan pasar di tahun 2022. Optimisme BIRD didasari sejumlah faktor, salah satu di antaranya yakni tren pemulihan permintaan yang sudah dijumpai perusahaan.
Baca Juga: Strategi Blue Bird (BIRD) untuk pemulihan bisnis di sisa tahun 2021
BIRD mencatat, pendapatan di bulan Desember 2021 ini sudah mencapai kurang lebih 75%-80% pendapatan bulanan BIRD pada kondisi normal sebelum pandemi Covid-19. Dengan tren yang baik ini, BIRD bahkan mendekap asa untuk mencapai breakeven dan tidak membukukan kerugian pada tahun ini.
Perbaikan kinerja bottom line BIRD tergambar pada laporan keuangan interim perusahaan per 30 September 2021.
Berdasarkan laporan keuangan tersebut, pendapatan neto BIRD masih mengalami penurunan di sembilan bulan pertama tahun ini, tepatnya sebesar 6,63% secara tahunan alias year-on-year (yoy) dari semula Rp 1,55 triliun di sepanjang Januari-September 2020 menjadi Rp 1,44 triliun di Januari-September 2021.
Meski begitu, rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih BIRD menyusut dari semula Rp 156,01 miliar di Januari-September 2020 menjadi Rp 66,19 miliar di Januari-September 2021.
Faktor lainnya yang juga mendorong optimisme BIRD ialah keyakinan perusahaan akan berkurangnya frekuensi kebijakan pengetatan PPKM di tahun 2022. BIRD menyadari, potensi/risiko bisnis dari potensi penularan varian baru Covid-19 bisa saja muncul. Hanya saja, BIRD optimistis bisa mengambil langkah antisipasi atas risiko bisnis tersebut.
“Apabila itu muncul, perusahaan tentunya akan lakukan cepat karena tingkat pengalaman perusahaan sudah banyak, perusahaan sudah melakukan antisipasi (terhadap imbas pandemi covid-19) tersebut di 2 tahun terakhir ini, kami lihat sih kami sangat optimistis di tahun 2022,” ujar Direktur Utama BIRD, Sigit Priawan Djokosoetono pada sesi acara yang sama.
Mengutip laporan tahunan perusahaan di tahun 2020, total armada BIRD tersebar di sejumlah lini dengan perincian 16.963 unit taksi reguler, 1.131 unit taksi eksekutif, 5.027 unit limosin dan mobil sewaan, 526 unit bus, dan 161 unit shuttle. Manajemen BIRD tidak menyebutkan berapa jumlah armada BIRD eksisting saat acara paparan publik berlangsung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News