kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tahun 2020, realisasi pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan kurang memuaskan


Kamis, 14 Januari 2021 / 11:00 WIB
Tahun 2020, realisasi pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan kurang memuaskan

Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatatkan adanya penurunan realisasi pembangunan infrastruktur subsektor ketenagalistrikan pada tahun 2020 seiring dampak pandemi Covid-19.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana menyebut, penambahan pembangkit listrik sepanjang tahun 2020 tercatat sebesar 2.866,6 Megawatt (MW) atau hanya 55% dari target sebesar 5.209,48 MW.

Di saat yang sama, realisasi penambahan transmisi hanya mencapai 2.648 kilometer sirkuit (kms) atau 59% dari target awal sebanyak 4.459,6 kms. Penambahan gardu induk (GI) juga hanya mencapai 7.870 Mega Volt Ampere (MVA) atau setara 55% dari target awal 14.247 MVA.

Tak hanya itu, penambahan jaringan distribusi pada tahun lalu hanya mencapai 27.434 kms atau 59% dari target yaitu 46.412 kms.

Rida menjelaskan, seretnya pembangunan pembangkit sebagian besar disebabkan efek pandemi Covid-19 yang berakibat pada pembatasan aktivitas pekerja di lapangan hingga terhambatnya suplai material. Alhasil, beberapa proyek pembangkit terpaksa mengalami pemunduran target commercial operation date (COD) ke tahun-tahun berikutnya.

“Karena proyek pembangkit mundur, transmisi dan gardu induk juga ikut-ikutan. Rata-rata realisasinya hanya sekitar 50—60% dari target awal yang ditetapkan,” terang dia dalam konferensi pers virtual, Rabu (13/1).

Baca Juga: Pemerintah beri sinyal adanya penurunan pembangunan pembangkit

Capaian yang lebih positif sebenarnya didapat dari penambahan gardu distribusi yang mencapai 2.590 MVA pada tahun lalu. Angka tersebut setara 81% dari target awal sebanyak 3.212 MVA.

Menurut Rida, pembangunan gardu distribusi relatif tidak terlalu terdampak oleh pandemi Corona di Indonesia. Apalagi, proyek gardu distribusi termasuk esensial karena untuk meningkatkan kualitas layanan listrik kepada para pelanggan, khususnya yang berada di daerah-daerah kurang terjangkau. “Tiap tahun memang harus ada peningkatan gardu distribusi. Proyek ini memang tidak terpengaruh Covid-19, sehingga capaiannya lebih menggembirakan,” imbuh dia.

Perlambatan pembangunan infrastruktur akibat pandemi Covid-19 juga berdampak pada capaian rasio elektrifikasi di Indonesia. Di tahun lalu, pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi sebesar 100%, namun hanya bisa terealisasi hingga 99,20%.

Belum cukup, imbas tersendatnya penambahan infrastruktur juga tercermin dari realisasi investasi subsektor ketenagalistrikan yang rendah, yaitu sebesar US$ 7,04 miliar di tahun 2020. Jumlah ini hanya setara 59% dari target investasi ketenagalistrikan sebesar US$ 11,95 miliar. “Proyek pembangkit mundur, jaringan transmisi mundur, maka dengan sendirinya investasi berkurang,” tandas Rida.

Adapun di tahun 2021, pemerintah menargetkan investasi subsektor ketenagalistrikan lebih besar dari US$ 11 miliar. Hal ini dengan asumsi Indonesia mengalami pemulihan yang signifikan dari pandemi Covid-19.

Selanjutnya: Program prioritas sektor ESDM untuk tahun 2021 telah ditetapkan, berikut daftarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×