kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suplus neraca dagang Agustus 2021 diprediksi US$ 2,32 miliar, ini kata Bank Mandiri


Selasa, 14 September 2021 / 08:20 WIB
Suplus neraca dagang Agustus 2021 diprediksi US$ 2,32 miliar, ini kata Bank Mandiri

Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Mandiri memproyeksi neraca perdagangan Indonesia kembali surplus pada Agustus 2021. Meski begitu, surplus neraca dagang diprediksi tak sebesar surplus yang dicetak pada bulan Juli 2021.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, surplus neraca perdagangan Agustus 2021 capai US$ 2,32 miliar. Jumlah surplus ini turun dari surplus neraca perdagangan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 2,59 miliar.

Meski begitu, Faisal memandang, surplus ini masih cenderung besar. Terutama didorong oleh kinerja ekspor yang apik dan kinerja impor yang masih terbatas meski ada pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“Surplus-nya yang tinggi terutama terkait dengan membaiknya Baltic Dry Index yang menunjukkan permintaan eksternal yang masih solid. Sementara permintaan dari dalam negeri masih terbatas sampai tingkat tertentu meski ada pelonggaran PPKM,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Senin (13/9).

Baca Juga: Ekonom BCA perkirakan neraca perdagangan Agustus 2021 surplus US$ 2,4 miliar

Faisal memerinci, kinerja ekspor pada bulan Agustus 2021 diperkirakan meningkat 36,77% secara tahunan (yoy), atau naik dari peningkatan pada bulan sebelumnya yang sebesar 29,32% yoy.

Peningkatan ekspor ini didorong oleh masih tingginya permintaan dari negara mitra dagang Indonesia seperti China dan juga meningkatnya harga komoditas, terutama batubara.

Dari sisi impor, diperkirakan impor tumbuh 44,65% yoy, atau cenderung tak berubah dari 44,44% yoy dari Juli 2021 karena masih adanya PPKM yang juga menahan progres investasi atau aktivitas produksi.

Ke depan, Faisal memperkirakan tren surplus neraca perdagangan masih akan ada. Namun, akan berkurang seiring dengan pelonggaran PPKM level 3 dan 4.

Selanjutnya: Sri Mulyani: Pengenaan alternative minimum tax hanya untuk wajib pajak badan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×