kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suntik startup, Indonesia Impact Fund (IIF) ingin himpun US$ 25 juta


Jumat, 20 November 2020 / 06:40 WIB
Suntik startup, Indonesia Impact Fund (IIF) ingin himpun US$ 25 juta

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. APEC Business Advisory Council (ABAC) Indonesia tengah menghimpun dana kelolaan dengan target  US$ 25 juta melalui Indonesia Impact Fund (IIF). Nantinya, dana yang berhasil dihimpun akan diinvestasikan kepada perusahaan-perusahaan rintisan atau startup yang memiliki dampak terhadap sosial dan lingkungan.

Chairman ABAC Indonesia, Anindya N. Bakrie mengatakan, dampak lingkungan dan sosial yang dimaksud merujuk pada lima tujuan yang ada dalam sustainable development goals (SDG). Yakni, pengentasan kemiskinan, layanan kesehatan yang terjangkau, pendidikan yang berkualitas dan mudah diakses, peningkatan partisipasi perempuan, serta kota berkelanjutan dan perumahan yang terjangkau.

“Indonesia Impact Fund ini menjadi suatu komplementer, dari segi size (dana) mungkin jumlahnya tidak terlalu besar, tapi impact-nya secara SDG akan sangat besar,” kata Anindya dalam konferensi pers ABAC Indonesia yang disiarkan secara virtual, Kamis (19/11/2020).

Untuk menghimpun dana kelolaan yang dibidik, IIF telah menggandeng Mandiri Capital sebagai fund manager. Penunjukan tersebut tidak terlepas dari riwayat perusahaan tersebut dalam bidang investasi perusahaan rintisan.

Baca Juga: Meski ada pandemi, investor masih melirik investasi di perusahaan startup

CEO Mandiri Capital, Eddi Danusaputro mengungkapkan, penghimpunan dana kelolaan menyasar investor di dalam negeri maupun luar negeri. Beberapa upaya pun dilakukan. Untuk menggandeng investor dari Singapura misalnya, Mandiri Capital telah berkoordinasi dengan Mandiri Investment Management Pte. Ltd. yang memang telah memiliki lisensi untuk menarik investor dari luar negeri.

Menurut Eddi, upaya penghimpunan dana akan dilakukan secara bertahap melalui beberapa fase.

“Kita ada beberapa close. First close, mungkin sekitar kuartal II tahun depan. Jadi misalnya kita bisa mendapat US$ 10 juta di kuartal II 2021, sisanya di kuartal IV 2021. jadi beberapa kali close sampai terkumpul AUM yang kita targetkan,” ungkap Eddi dalam acara yang sama.

Lebih lanjut, Eddi menjelaskan, kegiatan penghimpunan dana akan dilakukan secara bersamaan dengan upaya untuk mencari calon-calon perusahaan rintisan yang akan menjadi sasaran suntikan dana. Dengan cara itu, Mandiri Capital berharap bisa segera merealisasikan investasi secara bertahap ketika dana kelolaan mulai terkumpul.

“Kita tidak harus menunggu melakukan investasi sampai terkumpul seluruh AUM tersebut. Jadi kuartal III 2021 sudah terkumpul mungkin first close kita sudah bisa langsung melakukan investasi,” imbuh Eddi.

Saat ini, Eddi mengaku telah mengantongi beberapa nama perusahaan rintisan yang menjadi calon target sasaran penyuntikan. Sayangnya, ia enggan merinci nama-nama perusahaan rintisan yang dimaksud.

Sementara itu, anggota ABAC Indonesia, Shinta W. Kamdani menyampaikan bahwa IIF tidak membidik sektor/bidang usaha tertentu. Menurutnya, pemilihan perusahaan rintisan lebih dititikberatkan pada aspek dampak lingkungan sosial yang dimiliki/dihasilkan dari model bisnis perusahaan tersebut. Selain itu, ia juga mengungkapkan sasaran investasi juga akan lebih

“Kami juga mau mengedepankan startup-startup yang memiliki potensi dan dampak besar, tapi menghadapi kesulitan untuk mendapatkan financing,” tambah Shinta.

Selanjutnya: Dorong penciptaan usaha rintisan, Kemenperin upayakan pertumbuhan industri IKM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×