Reporter: Venny Suryanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau sudah mepet akhir tahun, Kementerian Keuangan optimistis realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 695,2 triliun akan tersalurkan hingga 100% sampai akhir tahun 2020.
Staf Khusus Kementerian Keuangan, Yustinus Prastowo mengatakan, hingga 11 November 2020, realisasi anggaran PEN sebesar Rp 386,01 triliun. Angka tersebut baru mencapai 55,5% dari pagu sejumlah Rp 695,2 triliun. Artinya di sisa waktu kurang dua bulan pemerintah perlu menyalurkan dana PEN sebanyaj Rp 309,19 triliun.
“Realisasi PEN hingga 11 November sudah mencapai 55,5% dari total pagu. Dan kami optimistis ini akan tersalurkan hingga 100%,” ujar Yustinus dalam diskusi daring, Kamis (26/11).
Rincian realisasi tersebut mencakup dalam enam program PEN. Pertama, anggaran kesehatan telah terserap sebesar Rp 34,29 triliun setara 35,3% dari pagu. Kedua, anggaran perlindungan sosial mencapai Rp 182,54 triliun atau setara dengan 77,9% terhadap total anggaran.
Baca Juga: Bank daerah tergiur bunga murah dana PEN
Ketiga, anggaran dukungan kepada sektoral, Kementerian/Lembaga (K/L), dan pemerintah daerah (pemda) terserap Rp 32,92 triliun setara 49,9% dari pagu. Keempat, realisasi anggaran dukungan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) senilai Rp 95,62 triliun atau mencapai 83,3% dari pagu.
Kelima, insentif perpajakan untuk dunia usaha sebesar Rp 38,64 triliun dengan pencapaian 32% dari total dana yang dianggarkan dan Keenam, pembiayaan korporasi telah mencapai Rp 2,001 triliun atau setara 3,2% dari pagu.
Pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran Rp 372,1 triliun untuk PEN tahun 2021. Pemerintah berharap dengan arah APBN 2021 untuk pemulihan ekonomi dan penguatan reformasi maka transformasi ekonomi menuju ekonomi maju akan tercapai.
“Apa yang kurang di tahun ini akan diperbaiki di tahun depan, bolong-bolong yang belum tercapai akibat Covid-19 akan di lakukan di tahun depan,” kata Yustinus.
Sektor yang mendapatkan porsi paling besar dalam alokasi PEN tahun 2021 yakni sektoral dan pemda sebesar Rp 152,4 triliun serta perlindungan sosial dengan jumlah Rp 110,2 triliun.
Ekonom CORE, Piter Abdullah memproyeksikan untuk penyerapan PEN di tahun tak akan mencapai 100%. Ia meyakini realisasi anggaran PEN tidak akan otomatis membuat ekonomi pulih.
“Selama Covid-19 nya masih berjangkit ekonomi tidak akan pulih. Sehingga saat ini hanya bergantung pada vaksin untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan otomatis ekonomi dengan sendirinya akan membaik,” jelas Piter saat dihubungi KONTAN, Kamis (26/11).
Piter mengatakan, sebaiknya pemerintah tak perlu fokus pada persentase realisasi PEN melainkan fokus pada kualitas persiapan pengadaan vaksinasi. Selain itu, pemerintah juga perlu fokus untuk merealisasikan bantuan sosial selama vaksin belum didistribusikan.
“Pemerintah perlu fokus pada persiapan pengadaan vaksin, disamping itu pendistribusian bantuan sosial juga perlu didorong apakah sudah tepat sasaran serta bantuan kepada dunia usaha,” katanya.
Piter juga memproyeksikan penyaluran program PEN di tahun ini hanya akan mencapai sekitar 80% sampai 90% saja.
Selanjutnya: Tahun ini, SMF fokus dukung program PEN di sektor perumahan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News