kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.409.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.435   -30,00   -0,19%
  • IDX 7.798   37,20   0,48%
  • KOMPAS100 1.185   9,64   0,82%
  • LQ45 958   6,85   0,72%
  • ISSI 226   2,67   1,19%
  • IDX30 488   3,53   0,73%
  • IDXHIDIV20 589   4,06   0,69%
  • IDX80 134   1,16   0,87%
  • IDXV30 140   2,67   1,94%
  • IDXQ30 163   1,24   0,77%

Sudah Masuk Indonesia, Perhatikan Gejala dan Cara Pencegahan Mpox atau Cacar Monyet


Rabu, 21 Agustus 2024 / 09:34 WIB
Sudah Masuk Indonesia, Perhatikan Gejala dan Cara Pencegahan Mpox atau Cacar Monyet
ILUSTRASI. Sudah Masuk Indonesia, Perhatikan Gejala dan Cara Pencegahan Mpox atau Cacar Monyet

Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia pada hari Sabtu (17/8) mengonfirmasi bahwa kasus mpox atau cacar monyet di Tanah Air telah mencapai 88 kasus.

Dalam laporannya, Kemenkes menemukan bahwa 87 di antaranya berhasil sembuh. Mpox di Indonesia ditemukan di 6 wilayah.

Berikut adalah 6 wilayah sebaran kasus mpox di Indonesia hingga 17 Agustus 2024:

  • DKI Jakarta: 59 kasus
  • Jawa Barat: 13 kasus
  • Banten: 9 kasus
  • Jawa Timur: 3 kasus
  • Daerah Istimewa Yogyakarta: 3 kasus
  • Kepulauan Riau: 1 kasus.

Baca Juga: Kongo Menjadi Episentrum Wabah Mpox Dunia

Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Cacar monyet atau monkeypox atau mpox adalah penyakit yang disebabkan oleh virus cacar monyet. Mpox menyebar dari orang ke orang melalui kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi virus cacar monyet.

Mpox dapat menyebar ke manusia ketika mereka melakukan kontak fisik dengan hewan yang terinfeksi seperti beberapa spesies monyet, hewan pengerat darat (seperti tupai pohon).

Kontak fisik dapat terjadi melalui gigitan atau cakaran, atau selama aktivitas seperti berburu, menguliti, menjebak, atau memasak.

Virus ini juga dapat tertular melalui memakan hewan yang terinfeksi jika dagingnya tidak dimasak dengan matang.

Virus ini juga dapat menyebar selama kehamilan ke janin, selama atau setelah kelahiran melalui kontak kulit ke kulit, atau dari orang tua penderita mpox ke bayi atau anak melalui kontak dekat.

Ada beberapa laporan tentang virus cacar monyet yang teridentifikasi pada anjing peliharaan. Namun, WHO belum bisa memastikan apakah ini benar-benar infeksi, atau apakah deteksi virus ada hubungannya dengan kontaminasi permukaan.

Orang yang melakukan kontak dekat (termasuk kontak seksual) dengan penderita mpox juga memiliki risiko penularan tinggi.

Baca Juga: Kasus Bertambah jadi 46, Ini 6 Kelompok Orang yang Perlu Tes Cacar Monyet

Gejala Mpox

WHO menjelaskan bahwa mpox dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala dengan level keparahan yang berbeda di setiap individu.

Mereka yang biasanya berisiko lebih tinggi mengalami gejala yang lebih parah adalah orang yang sedang hamil, anak-anak, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, termasuk orang dengan penyakit HIV stadium lanjut yang tidak diobati.

Gejala umum mpox meliputi ruam yang dapat berlangsung selama 2-4 minggu. Hal ini mungkin dimulai dengan, atau diikuti oleh, demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, energi rendah dan pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening).

Gejala parah akibat mpox mungkin berupa lesi yang lebih besar dan meluas (terutama di mulut, mata, dan alat kelamin), infeksi bakteri sekunder pada kulit, atau infeksi darah dan paru-paru.

Dalam banyak kasus, gejala mpox hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu dengan perawatan suportif, seperti obat untuk nyeri atau demam.

Analisa WHO menunjukkan bahwa 0,1% dan 10% penderita mpox telah meninggal. Penting untuk dicatat bahwa angka kematian di berbagai wilayah mungkin berbeda karena beberapa faktor.

Baca Juga: Kasus Cacar Monyet di Indonesia Bertambah, Kenali Tanda-tanda dan Cara Penularannya

Cara Mengobati Mpox

WHO memastikan bahwa antivirus yang dikembangkan untuk mengobati cacar (tecovirimat) disetujui pada Januari 2022 oleh Badan Obat Eropa (European Medicines Agency) untuk pengobatan mpox dalam keadaan luar biasa. 

WHO juga menyarankan beberapa pengobatan tecovirimat untuk digunakan dengan hati-hati, terutama bagi mereka yang memiliki gejala parah atau yang mungkin berisiko mengalami hasil yang buruk.

Golongan itu mencakup mereka yang mengalami penekanan kekebalan dan orang yang hidup dengan HIV dengan penyakit HIV stadium lanjut.

Vaksin monkeypox juga sudah tersedia. Penelitian mengarah pada pengembangan vaksin yang lebih baru dan lebih aman untuk memberantas penyakit cacar.

Tiga di antaranya adalah MVA-BN, LC16 dan OrthopoxVac. Ketiga vaksin itu telah disetujui untuk pencegahan mpox.

Untuk saat ini WHO hanya menyarankan pemberian vaksin monkeypox kepada orang-orang yang berisiko, yaitu mereka yang pernah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang mengidap mpox atau yang termasuk dalam kelompok berisiko tinggi terkena mpox.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024) Mudah Menagih Hutang

×