Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pedagang pasar induk Cipinang mengatakan bahwa stok beras di pasar induk semakin menipis meskipun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan impor.
Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Zulkifli Rasyid mengatakan hingga akhir Januari 2023, stok beras di Food Station tinggal 13,6 ribu ton. Sementara total kebutuhan beras di pasar induk kurang lebih setiap harinya adalah 3 ribu ton.
"Setelah dipasok Bulog perubahan tentu ada, namun stoknya masih sangat menipis jauh dari normal," kata Zulkifli pada Kontan.co.id, Rabu (7/2).
Baca Juga: Harga Melonjak, Airlangga Hartarto Minta Bulog Segera Lepas Cadangan Beras ke Pasar
Ia mengatakan hal ini lantaran terjadi kenaikan permintaan hingga di luar Jabodetabek. Ia mengatakan banyak orang daerah berdatangan bahkan mengantri untuk membeli beras di pasar induk. Hal ini juga menjadi kendala bagi pedagang lantaran sebenarnya Bulog memerintahkan pada PBIC untuk tidak menjual beras kepada daerah di luar Jabodetabek.
"Nah ini jadi kendala bagi kami pelaku pasar, karena orang daerah terlanjur datang belanja ke sini jadi mau ga mau kami harus memberikan," tutur Zulkifli.
Sebelumnya, Perum Bulog telah menggelontorkan 10 ribu ton beras impor ke PIBC pada Jum'at (3/2). Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) mengatakan hal ini dilakukan untuk mengisi kekosongan stok di Food Station Cipinang dan dalam rangka stabilisasi harga beras.
Baca Juga: Tinjau Pasar Tambahrejo, Mendag Zulkifli: Stok & Harga Bapok di Surabaya Stabil
Meski begitu ia menilai adanya kelangkaan beras yang terjadi karena masih ada pedagang nakal yang melakukan pengoplosan hingga mengemas ulang beras dari Bulog.
"Maka berapapun kita gulirkan nggak ada manfaatnya, karena harga tetap tinggi, dari Bulog beli Rp 8.800. Dipindahkan ke karung premium merek lain langsung disahkan Rp 12.000/kg. Tetapi kan itu sudah pelanggaran," ujar Buwas di Gudang Beras Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (3/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News