kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Startup China mati kutu dengan aturan IPO ketat bursa Hong Kong


Sabtu, 07 Agustus 2021 / 15:20 WIB
Startup China mati kutu dengan aturan IPO ketat bursa Hong Kong

Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan startup China makin tertekan karena kesulitan mendapatkan pendanaan dari luar negeri. Sebagaian startup China beralih ke bursa Hong Kong untuk mencari modal asing setelah hubungan China - Amerika Serikat (AS) kian memanas.

Namun ketidakpastian perizinan regulator di Hong Kong dan juga intervensi China juga menjadi penghalang. Akibatnya, perusahaan-perusahaan startup China mengalami kesulitan pendanaan. Contohnya, perusahaan startup pengembang mobil otonom dan perusahaan transportasi online yang beroperasi di wilayah abu-abu.

Misal, Didi Global Inc setelah melantai di bursa AS, pemerintah China langsung bertindak keras. Padahal, raksasa layanan tumpangan online sudah mengincar IPO di bursa efek Hong Kong sebelum ke Amerika.

Namun rencana itu mesti tertunda karena Didi kesulitan memenuhi persyaratan bursa Hong Kong. Mengingat, wilayah operasinya yang berada di China dan harus patuh dengan perizinan yang lebih kompleks baik untuk bisnis, kendaraan dan pengemudi.

Dida Inc., telah juga mengalami masalah serupa. Perusahaan ini mengajukan permohonan pada Oktober tahun lalu untuk listing di bursa Hong Kong. Namun terganjal mengenai kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang ada di China.

Baca Juga: Tindakan keras China membuat indeks saham teknologi Hangseng terkontraksi

“Regulator Hong Kong mengambil pendekatan yang sedikit lebih paternalistik untuk menyetujui rencana IPO. Hal ini berfokus pada penawaran ekuitas di Hong Kong serta merger dan akuisisi," kata Partner Morrison & Foerster yang berbasis di Hong Kong Vivian Yiu seperti dilansir Bloomberg, Jumat (6/8).

Tak hanya itu saja, bursa Hong Kong juga semakin memperketat aturan IPO, termasuk persyaratan laba tahunan dan akan menindak tegas aktivitas IPO yang mencurigakan. Misalnya saja, jika terjadi penggelembungan kapitalisasi pasar perusahaan.

Walaupun begitu, Hong Kong tetap menjadi daya tarik karena Beijing tidak akan melakukan peninjauan soal keamanan siber bagi perusahaan yang terdaftar di Asia karena pemerintah telah merombak aturan untuk IPO asing.

Banyak yang berspekulasi bahwa peningkatan pengawasan akan digunakan untuk mengakhiri banjir perusahaan China yang go public di New York, khususnya perusahaan teknologi yang mengendalikan data pengguna. Di AS, regulator juga menuntut transparansi sebelum menandatangani listingan.

Perusahaan logistik dan pengiriman on-demand China Lalamove dan pemasok sayuran Meicai sama-sama mempertimbangkan untuk mengubah rute debut di pasar saham AS dan beralih ke Hong Kong.

Berpindah tempat akan sulit bagi beberapa perusahaan. Startup mobil tanpa pengemudi Pony.ai, yang sebelumnya telah menjajaki rencana untuk go public di AS, mungkin harus bergantung pada pendanaan swasta selama beberapa tahun lagi sebelum memenuhi syarat untuk IPO Hong Kong.

Kurangnya prospek IPO yang jelas untuk beberapa perusahaan rintisan China kemungkinan akan mematikan modal ventura global dan perusahaan ekuitas swasta. Beberapa investor berpotensi melepas sahamnya di induk TikTok ByteDance Ltd.

Selanjutnya: Bakal melantai di bursa Hong Kong, Li Auto targetkan IPO capai US$ 1,9 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×