Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang hingga 31 Agustus 2022 mencapai Rp 331,2 triliun. Nilai tersebut mengalami penurunan 40,1% dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 552,6 triliun.
“Bayangkan kita lihat kondisi di mana sektor keuangan, pasar keuangan, pasar obligasi mengalami guncangan yang bertubi-tubi maka menurunkan strategi pembiayaan utang menjadi sangat sesuai dan sangat tepat,” tutur Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat melakukan Konferensi Pers APBN KITA, Senin (26/9).
Menurutnya, dalam situasi guncangan perekonomian global, pemerintah masih mampu mengeluarkan surat utang yang cukup baik. Pada September 2022 ini, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan seri SR017 yang dilakukan secara ritel, penjualannya mencapai Rp 26,97 triliun.
Artinya, masyarakat masih berminat untuk terus meletakkan dana tabungan dan investasinya dalam Surat Berharga Negara (SBN).
Baca Juga: Menlu Retno Marsudi: Indonesia Bangga Memperjuangkan Kemerdekaan Palestina
Selain itu, pemerintah juga telah mengeluarkan Global Bonds sebesar US$ 2,65 miliar, termasuk mengeluarkan Liability Management sebesar US$ 325 miliar, untuk mengurangi paparan dari jatuhnya suku bunga.
“Ini adalah salah satu strategi penerbitan utang yang dilakukan agar bisa menjaga agar APBN keuangan negara, utang negara, tetap bisa terjaga dengan pruden,” tambahnya.
Adapun, bendahara keuangan negara ini mengatakan, pihaknya juga masih memiliki Surat Keputusan Bersama (SKB) I dan III dengan Bank Indonesia. Untuk SKB I telah terealisasi Rp 40,034 triliun terdiri dari Surat Utang Negara (SUN) Rp 21,99 triliun dan SBSN Rp 18,04 triliun.
Sedangkan SKB III telah mencapai Rp 95,42 triliun sampai dengan 24 September.
Baca Juga: BI Catat Kewajiban Neto Posisi Investasi Internasional Turun pada Kuartal II 2022
Sri Mulyani mengatakan, kombinasi dari situasi market dan SKB, serta kemampuan pemerintah menekan defisit akan menjadi sangat penting dalam menjaga ketahanan APBN agar guncangan global tidak mudah merembas ke APBN dan perekonomian.
“Kita akan terus mewaspadai situasi yang terjadi saat ini, termasuk dalam menetapkan kapan akan mengeluarkan surat utang dalam jumlah berapa. Ini tujuannya untuk menjaga Indonesia dari guncangan. Kita akan jaga supaya Indonesia tidak terjadi krisis,” imbuh Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News