kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani mengungkapkan tantangan yang masih dihadapi oleh negara-negara di dunia


Kamis, 09 Desember 2021 / 17:10 WIB
Sri Mulyani mengungkapkan tantangan yang masih dihadapi oleh negara-negara di dunia

Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - BALI. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan beberapa tantangan yang masih dihadapi oleh negara-negara di dunia, dan bahkan ini juga didiskusikan dalam presidensi G20 Indonesia. 

“Seperti yang juga diungkapkan oleh Menteri Keuangan Italia Daniele Franco katakan, kita masih menghadapi situasi yang menantang,” ujar bendahara negara dalam High Level Seminar G20 bertajuk Recover Togehter Recover Stronger, Kamis (9/12). 

Sri Mulyani pun memerinci, setidaknya ada tiga tantangan. Pertama, masih adanya pandemi di Covid-19 di dunia. Tentu saja pandemi ini tidak hanya mempengaruhi kondisi kesehatan, tetapi juga mempengaruhi progres pemulihan ekonomi global. 

Kedua, adanya masalah komplek di kebijakan makroekonomi baik dari kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter. Di situasi yang masih tidak menentu ini, banyak negara yang sudah mengumumkan perubahan kebijakan fiskal maupun kebijakan moneternya. 

Baca Juga: Dikecualikan dari ketentuan karantina, begini prokes ketat bagi para delegasi G20

Apalagi, di tengah peningkatan inflasi yang tinggi, beberapa negara sudah mulai melakukan pengetatan kebijakan moneternya. Sementara beberapa negara, masih membutuhkan kebijakan moneter longgar untuk tumbuh. 

Tak hanya itu, ada juga masalah terkait kesenjangan vaksinasi. Negara-negara maju sudah lebih dahulu mendapatkan vaksin daripada negara-negara berkembang dan bahkan negara-negara terbelakang. Ini bisa menimbulkan kesenjangan dalam pemulihan. 

Ketiga, perubahan iklim yang menimbulkan perhatian lebih terhadap perekonomian hijau. Namun, dalam transisi ke ekonomi hijau, tentu saja seluruh dunia membutuhkan pembiayaan karena proses transisi ini tidak mudah dan tidak murah. 

Namun, dalam presidensi G20 Indonesia di tahun 2022, Sri Mulyani optimistis negara-negara ini bisa berdiskusi lebih lanjut sehingga menemukan kesepakatan dan jalan keluar untuk bisa tumbuh lebih baik bersama. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×