Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - STOCKHOLM. Penyedia layanan streaming musik Spotify sukses menggaet 205 juta pelanggan premium pada kuartal keempat (Q4) 2022. Jumlah itu membuat Spotify menjadi layanan streaming pertama yang melampaui angka 200 juta pelanggan.
Dalam laporan keuangan Q4 yang dirilis hari Selasa (1/2), Spotify secara total mendapat 489 juta pengguna aktif bulanan (MAU). Jumlah itu termasuk para pelanggan non-premium yang menikmati layanan dengan iklan di dalam aplikasi.
Jumlahnya meningkat dari Q3, yang totalnya hanya 456 juta MAU. Sebanyak 195 juta di antaranya adalah pelanggan premium. Penambahan 33 juta MAU dalam satu kuartal merupakan rekor baru bagi Spotify.
Selain kabar baik itu, Spotify juga melaporkan adanya pembengkakan kerugian menyusul upayanya memperluas pasar ke sektor podcast dan audiobook.
Baca Juga: Google Digugat Karena Dugaan Monopoli Bisnis Iklan Digital di AS
Mengutip laman resmi Spotify Newsroom, kerugian Q4 membengkak dari €39 juta pada tahun 2021 menjadi €270 juta tahun lalu. Ini disebabkan oleh biaya iklan yang lebih tinggi serta keharusan untuk mempekerjakan karyawan baru.
Minggu lalu Spotify mengumumkan akan mengurangi tenaga kerjanya sebesar 6% atau sekitar 600 orang.
Total pendapatan untuk tahun 2022 adalah €3,2 miliar, naik 18% dari tahun sebelumnya yang ada di angka €2,7 miliar. Jumlah itu tentu berasal dari para pelanggan premium.
Baca Juga: Kini Giliran Spotify yang Diterpa Rumor PHK Massal
Meski menyumbang kerugian akibat biaya operasional yang besar, tapi sektor podcast juga jadi salah satu alasan mengapa pendapatan yang didukung iklan Spotify naik menjadi €449 pada kuartal tersebut.
CEO Spotify, Daniel Ek, memperkirakan perusahaannya akan melampaui setengah miliar pengguna pada bulan Maret dan akan meningkatkan pelanggan premiumnya menjadi 207 juta. Ek menjelaskan bahwa Q1 selalu menjadi kuartal terkecil dalam hal pertumbuhan perusahaan.
Target Spotify tahun ini adalah menekan kerugian. Sementara target jangka panjangnya adalah mencapai 1 miliar pengguna pada tahun 2030.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News