kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Soal Investasi Kendaraan Listrik, Ini Paparan Menteri Bahlil


Senin, 20 Desember 2021 / 15:00 WIB
Soal Investasi Kendaraan Listrik, Ini Paparan Menteri Bahlil

Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BALI. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, salah satunya dengan mendukung rencana Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk mengakuisisi saham pabrik mobil Jerman.

Bahlil menyebut langkah tersebut merupakan salah satu upaya untuk menarik investasi baterai mobil listrik ke Indonesia, selain dengan melakukan berbagai promosi dan memberikan kemudahan perizinan.

“BUMN kan punya IBC, perusahaan untuk handle (urus) ekosistem baterai mobil dan mobil. Itu ada rencana mau akuisisi saham pabrik mobil di Jerman. Cuma dua kan caranya, kalau enggak bisa bangun, ya kita akuisisi,” kata Bahlil dalam media gathering, Minggu (19/12).

Meski mengambil langkah akuisisi, Bahlil akan memastikan harganya tetap ekonomis dan prosesnya transparan. Dia menjelaskan upaya promosi juga akan tetap dilakukan, termasuk promosi dalam kemudahan perizinan investasi.

Selain itu, Bahlil menyebutkan bahwa  Indonesia memegang 22%-24% cadangan nikel dunia. Kualitas kadar nikel Indonesia sebut dia, merupakan yang terbaik. Adapun jarak lokasi tambang nikel Indonesia masih terhitung dekat ke pelabuhan sehingga ongkos produksinya jauh lebih ekonomis.

Baca Juga: Pengamat: IBC sebaiknya fokus kembangkan baterai listrik

“Baterai mobil itu bahannya nikel, mangan, kobalt dan lithium. Dari empat itu, kita cuma tidak punya lithium. Jadi 85% bahan baku baterai mobil itu ada di negara kita. Makanya orang semua sedang obok-obok kita untuk kita ekspor barang ini. Kita enggak mau,” tutur Bahlil. 

Sementara itu, investasi kendaraan listrik ini sesuai rencana strategis nasional, Indonesia yang akan beralih penuh ke kendaraan listrik pada 2040.

Rencana tersebut pun sudah mulai digenjot sejak 2019 lalu di mana pemerintah akhirnya berhasil menggaet Hyundai asal Korea Selatan, untuk masuk ke Indonesia.

Tidak hanya Korea Selatan, pemerintah juga membidik produsen baterai listrik dan industri kendaraan listrik dunia untuk menanamkan modal di Indonesia. Komitmen investasi juga sudah datang dari CATL asal China dan Foxconn asal Taiwan.

“Foxconn juga akan bangun mobil listrik juga 2022. Sekarang ada CATL akan bangun pabrik baterai, tapi dia juga menggandeng pabrik mobil dari China,” pungkas Bahlil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×