kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,37   -3,13   -0.34%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Soal Impor Bijih Nikel dari Filipina, Begini Tanggapan Perhapi


Sabtu, 02 September 2023 / 10:30 WIB
Soal Impor Bijih Nikel dari Filipina, Begini Tanggapan Perhapi

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengemukakan penghentian operasi Blok Mandiodo yang dikelola PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berimbas pada pemenuhan pasokan bijih nikel ke smelter. Masalah ini membuat sejumlah perusahaan mengimpor bijih nikel dari Filipina. 

Ketua Umum (Ketum) Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli menjelaskan, untuk saat ini pasokan bijih nikel terlihat tidak masalah. Namun beberapa kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pemain nikel yang tidak memiliki izin di sana, serta penertiban oleh aparat penegak hukum (APH) membuat pasokan bijih nikel ke beberapa smelter tersebut terkendala. 

Perhapi menilai, sejatinya importasi bijih nikel untuk memenuhi kebutuhan smelter sah-sah saja karena merupakan proses business to business (B2B) antar perusahaan. Masing-masing smelter punya cara tersendiri untuk mengamankan pasokan bahan bakunya.

 Baca Juga: Operasi Blok Mandiodo Terhenti, Perusahaan Smelter Impor Nikel dari Filipina

“Bijih nikel yang saat ini tersebar di Sulawesi Tenggara sebetulnya cocok dan memang didesain untuk smelter yang dibangun di sana,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (1/9). 

Namun, secara umum Rizal berpendapat, Indonesia perlu melakukan impor bijih nikel dari negara lain terutama Filipina yang dekat dengan Indonesia untuk menjaga konservasi cadangan nikel. Dengan ini, diharapkan cadangan nikel bisa bertahan lama terutama untuk nikel kadar tinggi (saprolite). 

Perhapi merekomendasikan agar perusahaan di Indonesia banyak yang masuk ke negara lain untuk menambang di sana dan mengirim bijih nikelnya ke Indonesia. 

“Perlu diketahui bahwa cadangan bijih nikel di Indonesia banyak mengandung kadar tinggi dan tidak bisa bertahan lama karena banyaknya pembangunan smelter dengan teknologi pirometalurgi (RKEF),” terangnya. 

Baca Juga: Jokowi: Hilirisasi Tidak Hanya untuk Industri Besar Tetapi Juga UKM

Oleh karenanya, demi menjadi keberlanjutan industrinya perlu dipikirkan sumber bijih nikel dari negara lain baik dengan cara mengimpor atau berinvestasi untuk menambang di sana.

Hal lain yang mendesak harus dilakukan, kata Rizal ialah mengaktifkan kembali kegiatan eksplorasi baik yang brown field maupun yang green field. 

“Regulasi-regulasi yang diperlukan harus segera diselesaikan agar dapat mendukung peningkatan sumber daya dan cadangan,” tegasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

×