Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) angkat suara terkait imbauan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat, yang mengimbau warganya untuk jalan kaki demi menekan inflasi.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, selama ini pihaknya belum menemukan korelasi antara jalan kaki dengan menekan inflasi. Menurutnya Ia baru menemukan fenomena yang seperti ini.
“Jadi BPS belum memantau apakah imbauan ini (jalan kaki) nanti dapat mempengaruhi demand yang selanjutnya akan mempengaruhi harga dan pada akhirnya mempengaruhi inflasi. Jadi nanti kita lihat,” tutur Pudji dalam konferensi pers, Rabu (1/3).
Baca Juga: Inflasi Diramal Meningkat pada Maret Tersulut Faktor Ramadan
Menurutnya, inflasi biasanya dihitung berdasarkan harga komoditas yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat, dan tidak memperhitungkan fenomena jalan kaki seperti yang diimbau oleh Gubernur NTT.
Untuk diketahui, Gubernur NTT menerbitkan surat edaran mengimbau masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari dengan berjalan kaki. Informasi itu disampaikan Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan Setda NTT, Lery Rupidara, saat diwawancarai sejumlah wartawan di Kupang, Selasa (28/2).
Baca Juga: Inflasi pada Februari Terdorong oleh Sejumlah Komponen Ini
Menurut Lery, surat edaran ini dalam bentuk imbauan saja kepada masyarakat dan tidak ada sanksi bila tidak dijalankan. Selain berjalan kaki, masyarakat juga diimbau mengendarai sepeda dan kendaraan umum. Tujuannya lanjut Lery, untuk mengendalikan inflasi daerah. Selain itu, manfaatnya jika beraktivitas dengan berjalan kaki yakni menghemat bahan bakar minyak.
“Walaupun sudah kaya simpan uang lah untuk hal lain. Manfaat lain yakni ramah lingkungan khususnya mencegah emisi gas buang dan juga untuk kesehatan tubuh,” ujar Lery.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News