Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Amerika Serikat mengatakan, penyelidikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai asal-usul pandemi virus corona baru memerlukan studi lebih lanjut. Menurut seorang pejabat senior AS pada Rabu (24/3/2021), hal itu termasuk kemungkinan dilakukannya kunjungan kembali ke China.
Melansir Reuters, Marc Cassayre, kuasa hukum misi AS untuk PBB di Jenewa, juga menyuarakan harapan bahwa misi yang dipimpin WHO ke pusat kota Wuhan pada Januari-Februari memiliki akses ke data mentah dan orang-orang yang diperlukan untuk membuat penilaian independen.
Sementara itu, WHO mengatakan, laporan panjang oleh tim yang terdiri dari para ahli internasional dan rekan mereka dari China, diharapkan akan diterbitkan minggu ini.
"Kami berharap laporan ini akan didasarkan pada sains dan menjadi langkah nyata bagi dunia untuk memahami asal-usul virus sehingga kami dapat lebih mempersiapkan diri untuk pandemi di masa depan," kata Cassayre dalam jumpa pers.
Baca Juga: Hasil penyelidikan WHO bocor, ini asal usul virus corona penyebab Covid-19
Pejabat AS mengharapkan penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk mengidentifikasi sumber virus SARS-CoV-2. "Itu mungkin akan membutuhkan, seperti yang kita anggap, studi lebih lanjut dari tim, mungkin melakukan perjalanan ke China atau diskusi lebih lanjut."
Penyelidikan tim WHO itu diganggu oleh penundaan, kekhawatiran atas akses, dan pertengkaran antara Beijing dan Washington, yang di bawah pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump menuduh China menyembunyikan sejauh mana wabah awal.
Baca Juga: WHO beri China hak veto atas ilmuwan yang selidiki asal-usul virus corona
Beberapa anggota tim mengatakan China enggan membagikan data penting yang dapat menunjukkan virus itu beredar berbulan-bulan lebih awal dari yang pertama kali dikenali pada akhir 2019.
Ben Embarek, seorang pejabat WHO yang memimpin misi tersebut, mengatakan pada konferensi pers yang menandai akhir kunjungan mereka ke China, bahwa virus itu mungkin berasal dari kelelawar, meskipun belum diketahui secara pasti bagaimana virus itu sampai ke manusia. Dia juga secara efektif mengesampingkan kemungkinan kebocoran laboratorium.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kemudian mengatakan bahwa "semua hipotesis tetap terbuka" dan menjanjikan transparansi penuh.
Selanjutnya: Laporan yang paling ditunggu-tunggu dari misi WHO ke Wuhan terbit pekan ini?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News