Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memprediksi capaian lifting migas tahun ini hanya bakal mencapai 97,3% dari target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan lifting migas di tahun ini diprediksi bakal mencapai 1.669 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD) atau lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam APBN 2021 sebesar 1.711,78 MBOEPD.
Dwi menjelaskan merujuk raihan di kuartal I 2021 masih terjadi tekanan pada produksi migas di sisi lain juga terjadinya unplanned shutdown serta mundurnya eksekusi pemboran.
"Juga mundurnya (jadwal) onstream beberapa lapangan sehingga total berkurang 25 ribu barel per hari (bph) dan gas 99 MMSCFD dari target yang telah kita canangkan," ungkap Dwi dalam RDP bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (27/5).
Baca Juga: Industri Belum Bergairah, Kontraktor Migas Minta Insentif dan Kemudahan Perizinan
Dwi menambahkan demi menutupi jarak produksi yang ada, maka SKK Migas menargetkan penambahan kegiatan pemboran tahun ini. Dengan rencana kegiatan pemboran yang dapat meningkat hingga 700-an kegiatan maka diharapkan ada penambahan produksi sekitar 3,5 ribu bph.
Selain itu, juga bakal dilakukan pengurasan stok yang diprediksi bakal menambah produksi sebesar 2,4 ribu bph. SKK Migas pun turut menargetkan upaya optimasi penyerapan gas untuk 9 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dengan target penambahan 55 MMSCFD.
Lewat sejumlah upaya pemenuhan produksi, SKK Migas menargetkan penambahan produksi minyak mencapai 6,7 ribu bph dan gas mencapai 55 MMSCFD. Selanjutnya, target lifting di tahun 2022 diharapkan dapat meningkat ketimbang asumsi dan target di tahun 2021.
"Dalam hitungan kami, target 2022 dari sisi total migas bisa naik dari 1.669 MBOPED jadi 1.739 MBOEPD, terdiri dari minyak yang prognosinya sebesar 682 ribu bph menjadi 704 ribu bph dan gas bumi dari 987 MMSCFD menjadi 1.036 MMSCFD," terang Dwi.
Selanjutnya: Kejelasan pasokan listrik dan uap Blok Rokan dinilai perlu segera dipastikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News