kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SKK Migas Berharap Pertamina Segera Ajukan Penawaran untuk Blok Masela


Selasa, 18 Oktober 2022 / 07:55 WIB
SKK Migas Berharap Pertamina Segera Ajukan Penawaran untuk Blok Masela

Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berharap proses penjajakan Pertamina untuk masuk ke Blok Masela dilakukan November mendatang.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan, saat ini Pertamina masih melakukan studi untuk Proyek Lapangan Abadi Masela.

"Diharapkan November nanti Pertamina akan tawarkan non-binding offer. Mulai penjajakan kalau hitungannya sudah selesai," ungkap Dwi dalam Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas Kuartal III 2022, Senin (17/10).

Dwi melanjutkan, nantinya akan ada diskusi antara Pertamina dan Shell seputar peralihan hak partisipasi.

Selain itu, saat ini Pertamina disebut telah mulai melakukan perhitungan soal berapa besaran hak partisipasi yang bisa diambil oleh perusahaan migas pelat merah tersebut.

Baca Juga: Pertamina Tidak Sarankan Masyarakat Campur Dua Jenis BBM yang Berbeda, Ini Alasannya

"Tetapi Inpex berharap bahwa Pertamina mampu untuk mengambil (seluruh) peran Shell di Masela," kata Dwi.

Dwi menjelaskan, secara paralel sejumlah kegiatan lain di Blok Masela tetap berjalan. Antara lain persiapan untuk Front End Engineering Development (FEED), partnership, keekonomian proyek hingga bisnis berkelanjutan dan implementasi Net Zero Emission.

Dwi mengungkapkan, dalam upaya meningkatkan daya tarik proyek, studi mengenai Carbon Capture Storage (CCS) telah dirampungkan pada Agustus lalu. selain itu, studi blue ammonia pun juga kini masih berlangsung.

"Kami dan juga Inpex harapkan akhir tahun baik permasalahan kemitraan dan rencana pengembangan (POD) yang baru bisa dibahas di akhir tahun ataupun awal Januari 2023," terang Dwi.

Sebelumnya, T Pertamina diperkirakan harus merogoh kocek minimal US$ 1,4 miliar untuk mengakuisisi 35% saham Shell di Blok Masela.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan, sejauh ini Shell tercatat sudah menggelontorkan investasi mencapai US$ 1,4 miliar.

Kendati demikian, angka ini bukanlah angka pasti yang harus dikeluarkan calon investor jika ingin mencaplok saham Shell di Masela.

Baca Juga: IPO Pertamina Geothermal Energy dalam Proses OJK

Dwi memastikan, nilai akuisisi nantinya bergantung diskusi business to business (B to B) antara Shell dengan calon mitra pengganti.

"Jadi nanti kalau ada yang mau masuk menggantikan Shell itu maka pertama dia harus negosiasi dengan Shell untuk Shell nanti mau melepas berapa, ada cash out-nya yang sudah keluar, apakah nanti mau dilepas sesuai yang dikeluarkan atau tidak. Ini kan strateginya Shell juga," ungkap Dwi di Bandung.

Dwi menambahkan, selain dana untuk akuisisi, perusahaan pengganti Shell juga harus menyiapkan setidaknya sekitar US$ 6,3 miliar untuk lima tahun pertama pengembangan sebagai modal belanja.

Tak sampai disitu, dengan adanya penambahan proyek Carbon Capture Utilization & Storage (CCUS) pada proyek Masela maka ada potensi penambahan investasi sekitar US$ 1,2 miliar hingga US$ 1,4 miliar. Pengajuan revisi rencana pengembangan alias Plan of Development (PoD) ditargetkan akan dilakukan pada akhir tahun ini.

"Ini akan paralel dengan divestasi Shell," terang Dwi.

Baca Juga: Pertamina Tidak Sarankan Masyarakat Campur Dua Jenis BBM yang Berbeda, Ini Alasannya

Pertamina membuka opsi menggandeng mitra untuk mengakuisisi 35% saham Shell di Blok Masela.

Sekretaris Perusahaan Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina Arya Dwi Paramita mengungkapkan, pihaknya masih mengkaji peluang untuk berpartisipasi di Blok Masela.

"Pertamina terbuka untuk bermitra/konsorsium, namun saat ini masih terlalu awal untuk memastikan hal tersebut," kata Arya kepada Kontan, Rabu (5/10).

Arya melanjutkan, Pertamina sudah melakukan komunikasi aktif dengan sejumlah pihak terkait. Meski tak merinci, Arya menegaskan ada proses bisnis yang harus dijalankan dan dipastikan sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

×