kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak upaya PLN untuk meningkatkan TKDN di sektor ketenagalistrikan


Kamis, 25 Februari 2021 / 05:15 WIB
Simak upaya PLN untuk meningkatkan TKDN di sektor ketenagalistrikan

Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mencatatkan realisasi rata-rata penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 61,19% pada tahun 2020. Berbagai upaya coba dilakukan PLN untuk meningkatkan TKDN di setiap infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia.

Sebagai catatan, realisasi TKDN PLN di tahun 2020 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di level 36,66%. Jika dirinci, TKDN PLN di sektor pembangkit tercatat sebesar 29,33% di tahun lalu, kemudian TKDN di sektor transmisi sebesar 75,37%, sektor gardu induk sebesar 58,46%, dan sektor distribusi sebesar 61,19%.

EVP Perencanaan dan Engineering Konstruksi PLN Anang Yahmadi mengatakan, PLN pada dasarnya berkomitmen melaksanakan kebijakan pemerintah dan mendukung program peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) di sektor ketenagalistrikan.

Baca Juga: DPR: Co-firing biomassa PLTU PLN bisa masuk dalam peraturan pemerintah

Dalam hal ini, PLN secara proaktif mengutamakan penggunaan produk dalam negeri dengan tetap menjaga kualitas dan profesionalitas serta keberlanjutan perusahaan. PLN juga secara berkelanjutan mendorong dan proaktif memberikan kesempatan bagi industri dalam negeri untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas produk-produk komponen infrastruktur ketenagalistrikan

“Kami juga aktif menjalin komunikasi dan kerja sama dengan seluruh stakeholders dalam rangka peningkatan TKDN,” ujar dia dalam webinar, Rabu (24/2).

Lebih lanjut, PLN memiliki sejumlah rencana aksi untuk mendukung penggunaan produk domestik dalam proyek-proyek ketenagalistrikan. Salah satunya, mengembangkan daftar penyedia terseleksi (DPT) lokal untuk komponen pembangkit, transmisi, gardu induk, dan distribusi pada industri nasional yang telah terbukti secara kualitas dan wajib digunakan pada pengadaan infrastruktur ketenagalistrikan.

Selain itu, PLN memaksimalkan porsi rupiah pada pengadaan infrastruktur ketenagalistrikan yang telah mampu diproduksi oleh industri nasional. PLN turut mewajibkan peningkatan TKDN pada pengadaan material transmisi atau distribusi utama (MTU/MDU) yang telah diikuti hanya pabrikan atau manufaktur lokal dengan penggunaan raw material lokal yang lebih besar.

Tak hanya itu, PLN juga menambah kuota pada pabrikan ber-TKDN tinggi pada pengadaan MTU/MDU serta melakukan kerja sama dengan Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) atau lembaga dan akademisi dalam kajian teknologi ketenagalistrikan yang mendukung TKDN.

Baca Juga: PJB tingkatkan cofiring di PLTU Paiton menjadi 5.000 ton biomassa per bulan

“Target PLN adalah pencapaian TKDN di sektor ketenagalistrikan dapat terus meningkat 2% per tahun dan terciptanya semangat peningkatan TKDN dalam industri nasional,” jelas Anang.

Terlepas dari itu, harus diakui bahwa peningkatan TKDN oleh PLN tidak mudah dilakukan. Masih ada sejumlah tantangan baik dari segi regulasi, kemampuan industri nasional, maupun finansial.

Dari segi finansial misalnya, Anang menyebut bahwa terdapat keterbatasan pendanaan dalam negeri untuk membiayai investasi ketenagalistrikan sedangkan di sisi lain pendanaan dari luar negeri cenderung tidak pro TKDN. Ada pula risiko peningkatan biaya proyek akibat antisipasi penyedia barang atau jasa terhadap denda atau penalti TKDN dan biaya audit.

“Maka dari itu, dukungan dari kementerian dan lembaga serta sinergi dengan kontraktor, pabrikan, dan manufaktur lokal sangat penting untuk mengatasi tantangan TKDN ini,” tandas dia.

Selanjutnya: Guna tingkatkan TKDN ketenagalistrikan, PLN kolaborasi dengan BPPT

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

×