Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan masih ada sejumlah proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) yang mandek atau terkendala.
Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM Chrisnawan Anditya mengungkapkan dari monitoring yang dilakukan terhadap sejumlah proyek dengan status bottleneck, maka terdapat 43 proyek pembangkit EBT yang terkendala.
"Kapasitas (total) 1.804,21 MW. Dimana porsi terbesar merupakan pembangkit berbasis hidro yaitu PLTA Pump Storage Matenggeng 943 MW, PLTA Batang Toru 510 MW dan PLTA Jatigede 110 MW," kata Chrisnawan kepada Kontan, Senin (1/11).
Chrisnawan melanjutkan, kendala yang dialami dlaam pengembangan pembangkit EBT secara umum meliputi perizinan, pembebasan lahan, pendanaan hingga aspek teknis pelaksanaan konstruksi baik yang disebabkan kondisi alam maupun dampak pandemi covid-19.
Untuk itu, Chrisnawan memastikan, Kementerian ESDM tetap melakukan upaya fasilitasi dan kordinasi dengan stakeholder terkait agar kendala yang dihadapi para pengembang dapat dituntaskan.
Dihubungi terpisah, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan sejumlah upaya terus dilakukan untuk memperlancar pelaksanaan proyek. Untuk itu, proyek-proyek yang masuk dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 pun dimasukkan dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Baca Juga: Adaro Power Fokus Membidik Proyek EBT
"Selain itu, proyek-proyek skala besar termasuk ke dalam pantauan Kantor Staf Presiden (KSP) yang juga dimonitor setiap triwulan," kata Dadan ketika dihubungi Kontan, Minggu (31/10).
Dadan melanjutkan, Direktorat Jenderal EBTKE juga terus memfasilitasi jika terjadi kendala pada proyek pembangkit yang ada.
Dadan menjelaskan, merujuk RUPTL 2021-2030 maka untuk lima tahun pertama ditargetkan bakal ada tambahan 10,64 GW pembangkit berbasis EBT. Saat ini tercatat sekitar 3,08 GW proyek tengah dalam tahapan konstruksi baik oleh PT Perusahaan Listrik negara (PLN) maupun Independent Power Producer (IPP).
"Porsi proyek yang dikembangkan PLN sebesar 1,4 GW yang porsi terbesarnya berasal dari PLTA dan juga Pump Storage," ujar Dadan.
Jika dirinci, maka tambahan 10,64 GW pembangkit dalam lima tahun ke depan terdiri dari PLTA/M sebesar 3.164 MW, Pump Storage sebesar 1.042 MW, PLTS sebesar 3.911 MW, PLTB sebesar 527 MW, PLTP sebesar 1.445 MW dan PLT Bio sebesar 555 MW.
"Jenis pembangkit terbesar berasal dari surya dan hidro. Selain itu, di luar RUPTL PLN 2021-2030, Pemerintah memiliki target pengembangan PLTS Atap sebesar 3,6 GW sampai dengan tahun 2025," pungkas Dadan.
Selanjutnya: Hingga September 2021, realisasi investasi di sub sektor EBTKE capai US$ 1,12 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News