Reporter: Aris Nurjani | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah diproyeksi berbalik arah dan melemah pada perdagangan hari ini (6/4). Tekanan bagi rupiah berasal dari eksternal, di mana pelaku pasar mencermati kondisi pasar keuangan Eropa dan perkembangan konflik antara Rusia dan Ukraina.
Mengutip Bloomberg, Selasa (5/4), rupiah spot ditutup menguat tipis 0,05% ke Rp 14.348 per dolar Amerika Serikat (AS). Serupa, rupiah Jisdor juga menguat 0,1% ke Rp 14.348 per dolar AS.
Ekonom bank Mandiri Reny Eka Putri mengungkapkan, pada perdagangan besok, rupiah cenderung melemah. Selain faktor eksternal, pelaku pasar merespons data inflasi domestik yang meningkat akibat lonjakan harga bahan makanan.
"Kekhawatiran juga masih datang dari konflik antara Rusia dan Ukraina yang belum berakhir dan kembali meningkatnya kasus Covid-19 di beberapa negara," ujar Reny kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Berotot, Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 14.348 Per Dolar AS Pada Hari Ini (5/4)
Sementara itu, Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, besok rupiah akan digerakkan karena aksi profit taking jelang FOMC minutes Federal Reserve (The Fed) bulan lalu.
Reny menambahkan, dalam jangka pendek, akan terdapat banyak agenda dari sejumlah bank sentral global yang akan menyampaikan arah kebijakan moneternya. Ini bisa menjadi salah satu penggerak bagi mata uang Garuda.
"Selain itu posisi indeks dolar AS juga masih cukup tinggi karena kebijakan The Fed yang dinilai tetap agresif tahun ini," lanjut Reny.
Karena itu, Reny memproyeksikan, rupiah akan berada dalam rentang Rp 14.350 per dolar AS - Rp 14.388 per dolar AS pada hari ini
Sementara Nanang memperkirakan, kurs rupiah akan berada dalam kisaran Rp 14.320 per dolar AS - Rp 14.380 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News