kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,03   -19,46   -2.11%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak rencana ekspansi bisnis Central Proteina Prima (CPRO) tahun depan


Sabtu, 20 November 2021 / 09:20 WIB
Simak rencana ekspansi bisnis Central Proteina Prima (CPRO) tahun depan

Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) berencana melakukan sejumlah ekspansi bisnis di tahun 2022. Agenda bisnis tersebut merupakan serangkaian upaya yang dijalankan CPRO untuk mendorong pertumbuhan di setiap segmen bisnis perusahaan. 

Direktur Utama Central Proteina Hendri Laiman menyatakan, di tahun depan CPRO menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 320 miliar. Rencana penggunaan dana capex tersebut, sebagian besarnya akan digunakan untuk membangun pabrik baru untuk memproduksi makanan hewan kesayangan dan juga makanan olahan yang berlokasi di Jawa Tengah. 

"Dari total Rp 320 miliar, Rp 250 miliar di antaranya akan digunakan untuk membangun fasilitas produksi makanan hewan kesayangan dan fasilitas makanan olahan," ungkap Hendri dalam Paparan Publik, Jumat (19/11). 

Dia melanjutkan, pihaknya memprediksikan pembangunan fasilitas makanan olahan akan rampung pada kuartal keempat tahun 2022. Dengan begitu, pertumbuhan produksi maupun penjualan makanan olahan akan mulai terlihat di tahun 2023 mendatang. 

Baca Juga: Central Proteina (CPRO) bidik penjualan Rp 7,8 triliun - Rp 8 triliun tahun ini

Sementara itu, untuk sisa dana capex 2022 yang berkisar Rp 70 miliar disebut Hendri akan digunakan sebagai modal pemeliharaan aset berupa mesin-mesin produksi. "Dananya sepertinya akan perlu dana dari pihak ketiga untuk membantu kami menyelesaikan rencana capex tahun depan," sambungnya. 

Selain pembangunan fasilitas anyar untuk menggenjot pertumbuhan pada bisnis pakan hewan kesayangan dan makanan olahan, CPRO juga memiliki strategi untuk mendorong kinerja di lini bisnis perikanan. 

Hendri bilang, ke depannya CPRO akan terus mengembangkan benur udang dan benih ikan lewat peningkatan produktivitas. Salah satunya lewat peningkatan produksi bibit ikan nila yang dikenal dengan black prima, red prima, dan nila salin (nila air payau). "Itu adalah produk yang bisa meningkatkan produktivitas petani, dan kami akan mendorong revenue dari perseroan," kata Hendri. 

 

Dengan harapan kondisi Covid-19 di tahun depan dapat terus mencatatkan perbaikan, CPRO pun menargetkan peningkatan penjualan dan EBITDA sebesar 5%-10% dibandingkan dengan capaian di tahun ini. 

Sekedar informasi, hingga September lalu, CPRO berhasil mencatatkan penjualan neto sebesar Rp 6 triliun. Torehan tersebut meningkat 7,15% dari sebelumnya Rp 5,59 triliun pada September tahun 2020. 

Penjualan CPRO pada periode Januari-September 2021, masih ditopang oleh penjualan pakan yang mencapai Rp 4,76 triliun. Lalu disusul oleh produk makanan senilai Rp 1 triliun. Kemudian ada penjualan benur dan penjualan lain-lain yang masing-masing sebesar Rp 215,78 miliar dan Rp 15,02 miliar. 

Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga ikut melesat menjadi Rp 2,11 triliun. Di mana pada periode yang sama di tahun lalu perusahaan masih merugi hingga Rp 68,59 miliar. 

Selanjutnya: Setelah Lama Tiarap, Saham CPRO Mulai Menggeliat, Ini yang Menjadi Pemicunya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×