Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Dunia saat ini tengah diserang virus baru, yakni cacar monyet alias monkeypox.
Melansir BBC, saat ini, lebih dari 100 kasus virus cacar monyet yang menyebabkan ruam dan demam, telah dikonfirmasi di Eropa, Amerika dan Australia.
Jumlah itu diperkirakan masih akan meningkat. Akan tetapi, para ahli mengatakan risiko keseluruhan untuk populasi yang lebih luas sangat rendah.
Virus ini paling umum ditemukan di daerah terpencil di Afrika Tengah dan Barat.
"Ini adalah situasi yang dapat dikendalikan," kata pemimpin penyakit baru WHO Maria Van Kerkhove pada konferensi pers pada hari Senin.
Dia menambahkan, "Kami ingin menghentikan penularan dari manusia ke manusia. Kami dapat melakukan ini di negara-negara non-endemik," tambahnya yang merujuk pada kasus di Eropa dan Amerika Utara.
Virus tersebut kini telah terdeteksi di 16 negara di luar Afrika.
Baca Juga: Virus Cacar Monyet Makin Dekat Indonesia, Kenali Cir-Ciri Gejala Penyakit Menular Ini
Meskipun menjadi wabah terbesar di luar Afrika dalam 50 tahun, cacar monyet tidak menyebar dengan mudah di antara manusia dan para ahli mengatakan ancamannya tidak sebanding dengan pandemi virus corona.
"Penularan benar-benar terjadi dari kontak kulit ke kulit, sebagian besar orang yang telah diidentifikasi memiliki lebih banyak penyakit ringan," kata Van Kerkhove.
Pejabat WHO lainnya menambahkan bahwa tidak ada bukti virus monkeypox telah bermutasi, menyusul spekulasi sebelumnya mengenai penyebab wabah saat ini.
"Virus dalam kelompok ini cenderung tidak bermutasi dan cenderung cukup stabil," kata Rosamund Lewis, yang mengepalai sekretariat cacar WHO.
Baca Juga: Virus Cacar Monyet Meluas ke 11 Negara, Ini Ciri-Ciri Gejalanya
Ditemukan pada pria yang berhubungan seks dengan pria
Dalam keterangan resmi WHO yang diterima Kontan, investigasi epidemiologis sedang berlangsung saat ini. Namun, kasus yang dilaporkan sejauh ini tidak memiliki hubungan perjalanan yang mapan ke daerah endemik.
Berdasarkan informasi yang tersedia saat ini, kasus yang banyak terjadi telah diidentifikasi di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki yang mencari perawatan di perawatan primer dan klinik kesehatan seksual.
Data WHO menunjukkan, pada 21 Mei, ada 92 kasus yang dikonfirmasi laboratorium, dan 28 kasus suspek cacar monyet dengan penyelidikan yang sedang berlangsung.
Identifikasi kasus cacar monyet yang dikonfirmasi dan dicurigai tanpa hubungan perjalanan langsung ke daerah endemik merupakan peristiwa yang sangat tidak biasa.
WHO memprediksi akan ada lebih banyak kasus di daerah non-endemik yang bakal dilaporkan. Informasi yang tersedia menunjukkan bahwa penularan dari manusia ke manusia terjadi di antara orang-orang yang kontak fisik dekat dengan kasus-kasus yang bergejala.
Selain wabah baru ini, WHO terus menerima pembaruan status laporan berkelanjutan kasus cacar monyet melalui mekanisme pengawasan yang ditetapkan (Integrated Disease Surveillance and Response) untuk kasus-kasus di negara-negara endemik.
Adapun negara-negara endemik cacar monyet adalah: Benin, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Ghana (teridentifikasi pada hewan saja), Pantai Gading, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, Sierra Leone, dan Sudan Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News