Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Pemerintah Iran mengatakan pada Selasa (17/11), setiap serangan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran akan menghadapi respons yang "menghancurkan".
Pernyataan Iran ini menyusul laporan yang menyebutkan Presiden AS Donald Trump meminta opsi untuk serangan atas fasilitas nuklir utama Iran minggu lalu, tetapi memutuskan untuk tidak melakukannya.
"Setiap tindakan terhadap bangsa Iran pasti akan menghadapi tanggapan yang menghancurkan," kata juru bicara Pemerintah Iran Ali Rabiei dalam pernyataan seperti dikutip Reuters.
Mengutip seorang pejabat AS, Reuters melaporkan pada Senin (16/11), Trump berunding dengan penasihat puncak tentang kemungkinan menyerang pabrik pengayaan uranium Natanz.
Baca Juga: Donald Trump berniat serang situs utama nuklir Iran, tapi batal
Menghadapi kekuatan militer AS
Salah satu penasihat itu adalah Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, yang Rabu (18/11) akan mengunjungi Israel, yang telah lama mengisyaratkan kemungkinan tindakan militer terhadap musuh bebuyutannya, Iran.
"Jika saya adalah orang Iran, saya tidak akan merasa nyaman setelah laporan (Reuters) itu," ujar Menteri Energi Israel Yuval Steinitz yang menambahkan, dia tidak mengetahui isi pembicaraan Trump tersebut.
“Sangat penting bagi Iran untuk mengetahui, jika memang mereka tiba-tiba berlari menuju pengayaan tingkat tinggi, menuju persenjataan nuklir, mereka bertanggungjawab untuk menghadapi kekuatan militer Amerika Serikat, dan juga, mungkin, dari negara-negara lain," ungkap Steinitz kepada Army Radio seperti dilansir Reuters.
Iran mengatakan, program nuklirnya untuk tujuan damai. Rabiei menuduh Israel melakukan "perang psikologis" terhadap Iran.
“Saya pribadi tidak meramalkan bahwa ada kemungkinan mereka (Amerika Serikat) ingin menyebabkan ketidakamanan di dunia dan kawasan,” kata Rabiei.
Selanjutnya: Hubungan Iran dan Arab Saudi memanas pasca pidato raja Salman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News