Reporter: Venny Suryanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) menargetkan penjualan bisa mencapai Rp 4,4 triliun di tahun 2023. Jumlah ini tumbuh 20% dibandingkan dengan raihan penjualan di tahun lalu sekitar Rp 3,68 triliun.
Direktur Utama SAMF, Yahya Taufik, mengungkapkan rencana target itu sejalan dengan prospek bisnis penjualan yang masih menjanjikan. Menurutnya 0ermintaan pupuk untuk tanaman perkebunan masih menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik.
“Di tahun 2022, penjualan SAMF menembus Rp 3,68 triliun, jauh melampaui target penjualan di angka Rp 2,88 triliun. Sehingga tahun ini kami targetkan bisa tumbuh 20%,” ujar Yahya kepada Kontan.co.id, Jumat (14/4).
Saraswanti Anugerah Makmur juga tetap melanjutkan langkah ekspansi bisnisnya pada 2023. Perusahaan ini fokus melakukan peningkatan kapasitas pada fasilitas produksi pupuk menjadi 700.000 ton per tahun, dari sebelumnya sebanyak 600.000 ton per tahun.
Baca Juga: Permintaan Benih Jagung Akan Mengungkit Kinerja Bisi International (BISI) Tahun Ini
Upaya penambahan kapasitas produksi ini dilakukan oleh demi memenuhi permintaan pasar. Pihak SAMF memastikan proses ekspansi tersebut akan selesai tahun ini.
Mengutip materi paparan publik 2022, penambahan kapasitas produksi ini menyasar pada pabrik Saraswanti Anugerah Makmur Mojokerto II. Semula, pabrik Mojokerto II dapat memproduksi 100.000 ton dan nanti bakal naik menjadi 200.000 ton per tahun.
Di samping itu, SAMF juga memiliki 4 pabrik pupuk yang meliputi pabrik Mojokerto I yang berkapasitas 100.000 ton per tahun, pabrik Medan II (80.000 ton per tahun), pabrik Medan II (160.000 ton per tahun), dan pabrik Sampit (160.000 ton per tahun).
Selain itu, sebagai langkah strategi di 2023, SAMF juga akan melakukan penambahan pabrik, mempertahankan dan berupaya meningkatkan kualitas pupuk.
Baca Juga: Garuda Maintenance (GMFI) Bukukan Laba Bersih US$ 3,63 Juta pada 2022
Sebagai modal untuk menambah kapasitas produksi pabrik, Saraswanti Anugerah Makmur mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 110 miliar.
“Capex ini dipergunakan untuk perluasan lahan pabrik, penambahan mesin produksi, penambahan kantor cabang dan pusat riset,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
