kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sepanjang Tahun Ini, BTN Proyeksikan Bisnis Wealth Management Naik 20%


Rabu, 25 Januari 2023 / 06:45 WIB
Sepanjang Tahun Ini, BTN Proyeksikan Bisnis Wealth Management Naik 20%

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk masih optimis bisnis wealth managament masih berpeluang tumbuh tahun ini. Direktur Distribusi dan Pendanaan Ritel BTN Jasmin menyebut dinamika kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) tidak lepas dari kondisi fundamental ekonomi.

Ia melihat untuk portofolio nasabah prioritas, memproyeksikan pergeseran ke aset yang lebih konservatif dan stabil. Ia mencontohkan obligasi pemerintah.

"Pertumbuhan bisnis wealth management diproyeksikan naik 20% di 2023 dengan berfokus pada bancassurance dan obligasi pemerintah,” paparnya kepada Kontan.co.id pada pekan lalu.

Ia menyatakan pertumbuhan jumlah nasabah prioritas naik 17% secara tahunan pada tahun lalu. Adapun pertumbuhan dana kelolaan BTN sebesar 12% per 2022.

Baca Juga: IHSG Tertekan di Awal Tahun, BNI: Penempatan Dana Nasabah Tajir Lebih Agresif di 2023

Adapun BTN memproyeksikan asetnya akan tembus Rp 400 triliun pada tahun 2022. Perseroan berhasil memperbaiki fundamental tahun lalu meskipun tantangan yang dihadapi besar.  

Sebelumnya, Wakil Direktur BTN Nixon L.P Napitupulu menyatakan, pihaknya telah melakukan transformasi digital, kembali ke khittah di bisnis kredit rumah tapak, dan kini sedang menuntaskan aksi korporasi penerbitan saham baru. 

Berbagai upaya itu membuat manajemen optimistis terhadap pencapaian kinerja 2022. Selain optimis aset akan tembus Rp 400 triliun, laba bersih juga diestimasikan akan mencapai Rp 3 triliun (unaudited). Perolehan laba itu di atas konsensus analis sebelumnya yang memperkirakan laba bersih berada di kisaran Rp 2,8 triliun.

Salah satu penopang utama laba bersih adalah keberhasilan manajemen menurunkan biaya dana secara signifikan dengan memperbanyak porsi dana murah (current account saving account/CASA) melalui inovasi digital.  

“Ini sejarah buat BTN, di mana efisiensi biaya dana bisa membuat aset kita akhir tahun 2022 bakal tembus Rp 400 triliun dengan penyaluran kredit mencapai Rp 300 triliun," ujar Nixon dalam keterangan resminya, Rabu (4/1).

Selain mengubah struktur biaya dana, lanjutnya, perbaikan fundamental juga dilakukan dengan memperbaiki kualitas kredit. Ada tiga cara yang dilakukan. Pertama, menjual atau mengalihkan kredit macet senilai Rp 1 triliun.

Karena kredit macet ini berhasil dikeluarkan dari neraca, manajemen dapat menurunkan biaya pencadangan dan meningkatkan kemampuan menyalurkan kredit baru.  

Kedua, kembali ke khittah sebagai bank penyalur kredit rumah. Nixon menjelaskan, manajemen belajar banyak dari kekeliruan membiayai proyek apartemen. Segmen ini bukanlah bisnis utama BTN.  

“Keahlian kami di pembiayaan rumah tapak. Potensi pasarnya bukan hanya sangat besar, juga menjanjikan margin tinggi. Sehingga perlu kami lakukan adalah menciptakan inovasi tapi tetap dalam konteks pembiayaan rumah tapak,” kata Nixon. 

Baca Juga: Meski Penuh Tantangan, BSI Harap Bisnis Wealth Management Tumbuh 30% pada Tahun 2023

Ada beberapa inovasi yang ditempuh manajemen. Antara lain meluncurkan KPR dengan skema rent to own untuk menggarap pasar milenial dan pasangan mudah, memberikan top up loan untuk debitur eksisting hingga menyalurkan kredit berbasis ekosistem dengan menggandeng digital platform yang fokus pada pemenuhan kebutuhan rumah.  

“Kita sudah puluhan tahun menyalurkan KPR dan kondisi debitur tentu terus berubah setiap waktu. Penghasilan mereka, kebutuhan dan rencana finansial lainnya. Ini tentu peluang bagus bagi kami untuk memenuhi kebutuhan finansial dengan men-top up KPR,” katanya.    

Ketiga, mendigitalisasi proses pemberian KPR.  Direktur IT dan Digital BTN Andi Nirworto menjelaskan, digitalisasi KPR bukan hanya memangkas waktu dan memberikan kepastian kepada calon debitur, juga berhasil memenuhi keinginan nasabah masa kini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×