Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) mencatatkan kinerja positif pada lini bisnis harta benda yang mencakup asuransi properti dan kebakaran dengan nilai premi lebih dari Rp 2,7 triliun selama 2022 atau tumbuh 15% dibandingkan tahun 2021.
Direktur Teknik Operasi Indonesia Re Delil Khairat mengatakan, sepanjang 2022 lini bisnis harta benda masih menjadi penopang bagi kinerja sektor reasuransi umum BUMN ini. Pada 2021, kontribusi lini bisnis ini mencapai 64% bagi pendapatan di sektor reasuransi umum Indonesia Re.
Pada 2022, kata Delil, kinerja asuransi harta benda di Indonesia Re bertumbuh 15% dibandingkan 2021. Dengan begitu, kontribusi asuransi properti bagi perolehan bisnis Indonesia Re meningkat menjadi 67,8% pada 2022, diikuti lini bisnis dominan lainnya seperti engineering sebesar 11% dan kelas Casualty, Credit & Surety sebesar 8%.
“Pada 2022, lini bisnis harta benda telah menjadi penopang utama bisnis reasuransi umum sebesar 67,8%. Lini bisnis harta benda naik sebesar 15% dibandingkan tahun lalu,” kata Delil dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (10/1).
Baca Juga: Di Lini Bisnis Harta Benda, Indonesia Re Catatkan Kinerja Positif
Untuk diketahui, komposisi bisnis Indonesia Re terdiri dari tiga bisnis utama yaitu reasuransi umum, reasuransi jiwa dan investasi. Hingga saat ini, porsi paling besar dikelola oleh lini reasuransi umum.
Delil menuturkan, Indonesia Re mengembangkan lini bisnis harta benda dengan sejumlah strategi. Menurutnya, strategi utama pengembangan asuransi properti adalah dengan pengelolaan kapasitas dan harga yang sesuai.
“Dalam hal ini underwriter harus memastikan bahwa kapasitas yang diberikan kepada perusahaan asuransi telah mempertimbangkan tingkat risiko, expenses dan margin untuk perusahaan" tuturnya.
Delil menambahkan, Indonesia Re juga memberikan perhatian khusus dalam kerja sama administrasi antara dua perusahaan sehingga bahwa produksi bisnis antar mitra (seamless production) dapat terjalin tanpa ada permasalahan administrasi.
Disamping itu, sambung Delil, Indonesia Re senantiasa meningkatkan kapabilitas Underwriter yang andal dalam menangani lini bisnis properti, terutama dari sisi technical expertise atas risiko yang disesikan, struktur reasuransi dan pricing yang adequate, serta kemampuan business acumen dalam mendapatkan bisnis yang dapat memberikan nilai tambah dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
Delil optimistis lini bisnis harta benda masih akan menjadi penopang industri asuransi kerugian pada 2023.
Oleh karena itu, Delil menegaskan, Indonesia Re berkomitmen untuk tetap melayani industri asuransi dalam pengelolaan risiko harta benda tersebut dengan tetap menjalin komunikasi dan bekerjasama dalam proses underwriting dan pengelolaan risiko.
Baca Juga: Fitch Turunkan Peringkat Indonesia Re ke B, Ini Tanggapan Manajemen
“Tidak dapat dipungkiri bahwa selama beberapa dekade terakhir kelas bisnis harta benda terus menjadi penopang industri asuransi di Indonesia dan diperkiraan tahun depan hal tersebut masih akan terus berlanjut,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News