kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,22   -11,30   -1.21%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Senilai US$ 4,5 miliar, Mesir segera datangkan 30 jet tempur dari Prancis


Selasa, 04 Mei 2021 / 19:30 WIB
Senilai US$ 4,5 miliar, Mesir segera datangkan 30 jet tempur dari Prancis

Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - KAIRO. Kementerian Pertahanan Mesir pada Selasa (4/5) menandatangani kontrak dengan Prancis untuk pembelian 30 jet tempur Rafale.

Dilansir dari Reuters, situs investigasi Disclose melaporkan, nilai kontrak pembelian 30 jet tempur Rafale tersebut mencapai 3,75 miliar euro atau sekitar US$ 4,5 miliar.

Kementerian Pertahanan Mesir mengatakan, kesepakatan itu akan mereka biayai melalui pinjaman dengan jangka waktu pembayaran selama setidaknya 10 tahun, namun jumlah pastinya tidak disebutkan.

Situs Disclose menyebutkan, kesepakatan telah kedua negara sepakati pada akhir April lalu dan baru resmi disahkan Selasa (4/5) saat delegasi Mesir tiba di Paris.

Tiga puluh jet tempur jelas bukan jumlah yang sedikit, terutama bagi Dassault yang memproduksi Rafale. Pesawat buatan Prancis ini cukup laris tahun ini setelah pada Januari lalu sebanyak 18 unit Rafale diborong Yunani dalam kesepakatan senilai 2,4 miliar euro.

Baca Juga: Angkut 20 jet Rafale, kapal induk Charles de Gaulle Prancis berlabuh di Abu Dhabi

Kesepakatan dengan Mesir juga mencakup kontrak untuk penyedia rudal MBDA dan penyedia peralatan Safran Electronics & Defense yang bernilai 200 juta euro lagi.

Hubungan militer Prancis dan Mesir terbilang cukup baik. Sepanjang periode 2013-2017, Prancis adalah pemasok senjata utama ke Mesir.

Selama periode itu, penjualan 24 jet tempur dengan opsi 12 unit tambahan terjadi. Sayangnya, kontrak tersebut mengering, termasuk kesepakatan pembelian jet Rafale dan kapal perang.

Sejak naiknya Presiden Abdel Fattah El-Sisi ke kursi pemerintahan, Prancis dan Mesir semakin mempererat hubungan ekonomi dan militernya.

Penguatan hubungan ini juga didorong oleh kekosongan politik di Libya, ketidakstabilan di seluruh kawasan, dan ancaman dari kelompok-kelompok jihadis di Mesir.

Selanjutnya: Mesir dan Yunani bidik kerja sama multi-sektor di kawasan Mediterania timur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×