kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sempat tersandung gugatan Forkorindo, proyek transaksi nirsentuh terus dilanjutkan


Senin, 24 Mei 2021 / 06:15 WIB
Sempat tersandung gugatan Forkorindo, proyek transaksi nirsentuh terus dilanjutkan

Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menyatakan tetap melanjutkan proyek Sistem Transaksi Tol Nontunai Nirsentuh Berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF) setelah sempat tersandung gugatan dari Forum Komunikasi Rakyat Indonesia (Forkorindo).

Danang Parimesit menuturkan, saat ini proyek MLFF tetap berjalan sesuai dengan sesuai dengan perjanjian. "Proyek MLFF kerjasama untuk Sistem Transaksi Tol Nontunai Nirsentuh Berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF) terus berjalan antara BPJT Kementerian PUPR dengan PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) yang telah ditandatangani pada tanggal 15 Maret lalu," jelasnya saat dihubungi Kontan, Jumat (21/5).

Sebagai informasi, BPJT sempat tersandung gugatan Forkorindo yang menginginkan pengadilan untuk membatalkan proyek tersebut seperti tercantum dalam Keputusan Menteri (Kepmen) PUPR nomor perkara 37/G/2021/PTUN JKT.

Baca Juga: Asosiasi Pilot Garuda minta pemerintah turun tangan atasi persoalan Garuda (GIAA)

Danang berkata, kerjasama yang dilakukan dengan Roatex Ltd. Zrt sebagai badan usaha pemrakarsa pengadaan infrastruktur pemungutan tol non tunai nirsentuh berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF) di Indonesia, sedang mempersiapkan tanggal efektif untuk kelanjutan kerjasama dengan Roatex.

"Untuk skema bisnisnya, BUP akan menyediakan layanan pengumpulan tol dengan sistem yang mendukung berbagai solusi pengumpulan tol dalam satu platform tunggal. Sistem ini juga akan dapat memberikan dukungan penegakan hukum yang efisien secara bertahap membuat database dan registrasi yang diperlukan untuk kepastian hukum apabila terjadi pelanggaran," tutupnya.

Sementara itu, Roatex Ltd menyatakan telah mempersiapkan proyek ini dalam dua tahun terakhir. Tahap pertama pertama proyek akan memakan waktu 1 tahun untuk diselesaikan, setelah perjanjian konsesi diberlakukan.

Selanjutnya: PLN targetkan pembangunan 168 SPKLU tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×