Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina sukses menorehkan laba sebesar US$ 1 miliar atau setara Rp 14 triliun sepanjang tahun 2020 kendati sempat diterpa kondisi triple shock.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan raihan laba berhasil diperoleh lewat sejumlah langkah strategis pada tahun lalu.
"Laba bersih US$ 1 miliar. Upaya yang dilakukan adalah meningkatkan produktivitas hulu migas dan kilang serta efisiensi di semua bidang," jelas Nicke kepada Kontan.co.id, Kamis (4/2).
Nicke melanjutkan, Pertamina juga melakukan pemotongan Operational Expenditur hingga 30% serta memetakan prioritas anggaran investasi.
Baca Juga: Pertamina masih mempersiapkan implementasi program B40
Nicke menjelaskan, sepanjang tahun 2020 sejatinya suplai dan demand Pertamina ikut terdampak.Kendati demikian, Pertamina mengambil kesempatan saat harga minyak dunia turun cukup dalam.
Ketika harga minyak dunia turun drastis pada April-Mei, Pertamina melakukan pembelian minyak dalam jumlah besar dan menyimpan dalam storage.
"Ini juga memberikan dampak sepanjang 2020, walau ada penurunan (penjualan, harga dan depresiasi rupiah) Pertamina masih bisa cetak laba," jelas Nicke.
Optimisime Pertamina untuk meraih laba telah terlihat sejak akhir tahun lalu.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Sebelumnya pada semester 1/2020 lalu, Pertamina sempat mencatatkan kerugian bersih. Namun memasuki paruh kedua 2020, Nicke menyebut Pertamina melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja, sesuai dengan arahan Menteri BUMN. Yaitu melakukan transformasi, efisiensi, dan akuntabilitas secara konsisten. Sehingga di penghujung tahun 2020 bisa mencetak laba bersih.
Baca Juga: Pertamina siapkan investasi US$ 10,7 miliar tahun ini