kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semakin banyak negara yang melarang uang kripto bitcoin, ethereum, degocoin, dll


Kamis, 27 Mei 2021 / 11:30 WIB
Semakin banyak negara yang melarang uang kripto bitcoin, ethereum, degocoin, dll

Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Shanghai. Semakin banyak negara yang melarang crypto currency atau mata uang kripto seperti kripto bitcoin, ethereum, degocoin, dll bertambah. Mata uang kripto seperti kripto bitcoin, ethereum, degocoin, dll memiliki risiko tinggi dan dianggap membahayakan sistem keuangan.

Transaksi mata uang kripto tampaknya kembali menjadi sorotan beberapa pekan terakhir. Wajar saja, beberapa aset kripto seperti Bitcoin dan Dogecoin mengalami penurunan yang tajam dengan salah satu penyebabnya adalah beberapa tweet dari CEO Tesla, Elon Musk yang memang memiliki pengaruh besar dalam pergerakan harga mata uang kripto ini.

Tak heran, beberapa orang yang memiliki aset kripto mengalami kerugian yang cukup besar. Hal inilah yang membuktikan bahwa aset kripto memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan aset investasi lainnya.

Melihat risiko keuangan dari aset kripto tersebut, beberapa negara mencoba untuk membuat regulasi yang bisa mengatur industri dari mata uang digital ini. Akan tetapi, ada pula beberapa negara yang melarang adanya transaksi mata uang kripto di wilayahnya.

Yang terbaru, ada China yang melarang keras aktivitas penambangan serta perdagangan mata uang kripto seperti kripto bitcoin, ethereum, degocoin, dll. Hal ini akhirnya menyebabkan beberapa penambang kripto seperti HashCow, BTC.TOP, dan Huobi menghentikan layanannya untuk di wilayah daratan China.

Baca Juga: Kenali kecanggihan teknologi aset kripto untuk menganalisa koin secara fundamental

Komite Dewan Negara yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He mengumumkan bahwa larangan keras terhadap mata uang kripto seperti kripto bitcoin, ethereum, degocoin, dll ini sebagai bagian dari upaya negara untuk menangkis risiko keuangan. 

Direktur Investasi Novem Arcae Technologies Chen Jiahe mengatakan bahwa aktivitas penambangan mata uang kripto seperti kripto bitcoin, ethereum, degocoin, dll menghabiskan banyak energi karena menggunakan peralatan komputer yang dirancang khusus.

“Ini yang bertentangan dengan tujuan netralitas karbon China. Larangan ini juga bagian dari dorongan China untuk mengekang perdagangan kripto spekulatif,” ujar Chen Jiahe dikutip dari Reuters, Rabu (26/5).

Chen juga mengatakan bahwa kegilaan pada mata uang kripto ini memang perlu diatasi. Ia menilai jika tidak diatasi dapat berubah menjadi buih yang mirip dengan kejadian tulipmania Belanda di abad ke-17 yang sering dianggap sebagai gelembung keuangan pertama dalam sejarah yang tercatat. 

"Satu-satunya perbedaan adalah setelah gelembung tulip pecah, masih ada beberapa bunga indah yang tersisa. Tapi ketika gelembung mata uang virtual meledak, yang tersisa hanyalah beberapa kode komputer," kata Chen.

Baca juga: Ini aset kripto yang bakal melemah mengikuti Bitcoin di pekan ini (24/5)



TERBARU

×