Sumber: Arab News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BERLIN. Amerika Serikat meminta ribuan pejuang asing dan tentara bayaran yang tersisa di Libya harus segera meninggalkan negara penuh konflik itu.
Dalam konferensi pers hari Kamis (24/6), Penjabat Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Timur Dekat, Joey Hood, menegaskan kembali penerapan gencatan senjata Libya, termasuk di dalamnya penarikan seluruh pejuang asing.
Hood mengatakan, Amerika Serikat juga akan terus bekerja sama dengan sekutunya untuk segera mengurus kepergian pasukan mereka dari tanah Libya.
"Perjanjian gencatan senjata Libya menyerukan penarikan semua pejuang asing dan tentara bayaran, tidak ada pengecualian. Rakyat Libya telah jelas, mereka ingin semuanya (tentara) keluar," ungkap Hood, seperti dikutip Arab News.
Konferensi ini diselenggarakan di tengah rencana untuk mengadakan pemilihan umum di Libya pada bulan Desember mendatang untuk memilih pemerintahan baru.
Baca Juga: Arab Saudi tetap percaya diri meski dukungan militer dari AS mulai pergi
Pada kesempatan yang sama, pejabat luar negeri AS itu juga menegaskan bahwa Perdana Menteri Libya, Abdul Hamid Dbeibeh, sedang berusaha mempersatukan semua pihak untuk bersatu dan membentuk pemerintahan yang stabil.
"Kami telah melihat kemajuan luar biasa di antara para aktor politik untuk menghentikan pertempuran. Mereka berupaya mengakhiri pertempuran dan menyatukan para aktor politik untuk membentuk pemerintahan," tegas Hood.
Kali ini Hood berbicara dari Berlin, di mana dia menghadiri konferensi tentang Libya bersama sekutu dan mitra internasional. AS telah menjalin kontak dengan semua pihak terkait, termasuk Rusia yang sepertinya akan sulit didekati.
Dia menambahkan bahwa Washington ingin mengejar peluang kerja sama dengan Moskow dan negara-negara berpengaruh lainnya.
“Saya pikir kita semua memiliki kepentingan untuk memastikan Libya bukan pengekspor ketidakstabilan," pungkasnya.
Selanjutnya: PBB selidiki dugaan ekspor senjata rudal anti-tank Iran ke Libya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News