kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor Bauksit Catatkan Nilai Tambah dari Hilirisasi Hingga Rp 28,12 Triliun


Jumat, 26 Mei 2023 / 07:45 WIB
Sektor Bauksit Catatkan Nilai Tambah dari Hilirisasi Hingga Rp 28,12 Triliun

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengemukakan saat ini fasilitas pemurnian bauksit yang sudah beroperasi di dalam negeri, menghasilkan nilai tambah bijih bauksit sebesar US$ 1,9 miliar atau setara Rp 28,12 triliun (Kurs Rp 14.800/USD). 

Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan, saat ini sudah ada 4 fasilitas pemurnian yang telah beroperasi di dalam negeri yakni milik PT Indonesia Chemical Alumina memproduksi Chemical Grade Alumina (CGA), PT Bintan Alumina Indonesia produksi Smelter Grade Alumina (SGA), PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW), dan PT WHW Ekspansi juga memproduksi SGA. 

Nah dari fasilitas pemurnian yang telah beroperasi terdapat nilai tambah bijih bauksit sebesar US$ 1,9 miliar. 

Baca Juga: Ekspor Bijih Bauksit Tetap Dilarang, Negara Berpotensi Kehilangan US$ 49,6 Juta

Adapun dari rencana 12 fasilitas pemurnian yang dibangun, selain ada 4 refinery yang sudah beroperasi, 8 refinery bauksit lainnya tidak menunjukkan kemajuan yang signifikan. Tercatat 7 dari 8 smelter yang dibangun hanya berupa tanah lapang.

Maka dari itu, pemerintah tegas melarang ekspor bijih bauksit pada Juni 2023. Namun, di saat  pelarangan ekspor diberlakukan, akan terjadi pengurangan pendapatan negara dan kehilangan kesempatan kerja di pertambangan. 

“Dengan adanya kebijakan ini akan ada pengurangan ekspor bauksit sampai dengan 8,09 juta ton atau setara US$ 288,52 juta di 2023,” jelasnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (24/5). 

Adapun pada 2024, terdapat bauksit yang tidak diserap dalam negeri sebesar 13,86 juta ton atau setara dengan nilai ekspor US$ 494,6 juta.

Baca Juga: Berikut Progres Pembangunan Smelter di Indonesia, 5 di Antaranya Sudah di Atas 50%

Sedangkan penurunan penerimaan negara dari royalti sebesar US$ 49,6 juta. Adapun tenaga kerja yang terdampak sebanyak 1.019 orang untuk kegiatan produksi maupun penjualan berpotensi tidak dapat bekerja.

Namun dengan terdapatnya 4 smelter eksisting, terdapat Peningkatan Nilai Tambah dari Hilirisasi Bauksit sebesar US$ 1,9 miliar, sehingga pemerintah masih mendapatkan manfaat bersih sebesar US$ 1,5 miliar dan lapangan pekerjaan untuk 7.627 orang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×