kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah sentimen ini diramal bakal menekan harga minyak dalam jangka pendek


Rabu, 02 Desember 2020 / 08:20 WIB
Sejumlah sentimen ini diramal bakal menekan harga minyak dalam jangka pendek

Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat bergerak di bawah US$ 45 per barel, tren penurunan harga komoditas acuan minyak mentah diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun depan atau jangka pendek. Meskipun begitu, peluang untuk penguatan di jangka menengah juga tetap terbuka. 

Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengungkapkan di jangka pendek, harga minyak diprediksi masih akan terancam. Ini terutama karena faktor fundamental demand terkait dampak dari Covid-19. Untuk itu, harga minyak mentah dunia berpotensi kembali melemah. 

Isu supply dan kebijakan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) terkait produksi yang bertambah jadi sentimen penghambat kenaikan harga minyak. Selain itu, dollar AS menguat terkait tarik ulur stimulus yang tak kunjung reda. Untuk itu, Wahyu memandang level harga di kisaran US$ 40 per barel sudah overbought

Baca Juga: Harga komoditas menarik, ini rekomendasi saham yang layak dicermati untuk pekan ini

"Sementara, sentimen vaksin sangat me-support harga minyak. Dimana harga minyak sempat positif dengan keberhasilan vaksin Pfizer yang dinilai efektif hingga 90% melawan Covid-19," kata Wahyu kepada Kontan, Selasa (1/12). 

Meskipun begitu, Wahyu menilai masalah teknis produksi dan capital spending perusahaan minyak dan ancaman defisit serta harapan vaksin, berpotensi memicu sentimen positif bagi harga minyak mentah di jangka menengah. Harapannya, sentimen-sentimen tersebut mampu menahan kejatuhan harga minyak di jangka pendek, sehingga kalaupun harga turun tidak akan sampai anjlok.

Bahkan, baik akhir tahun ataupun awal tahun 2021 Wahyu menilai akan ada penguatan signifikan pada harga minyak mentah. Dimana, banyak investor diprediksi sudah mulai bersiap untuk mengantisipasi kenaikan harga tersebut. 

"Terbukti, level US$ 45 per barel tidak sulit untuk diuji, meskipun dibalas dengan koreksi," ungkapnya. 

Baca Juga: Harga batubara menanjak, ini sejumlah saham yang layak dicermati di pekan ini

Prediksinya, hingga akhir tahun atau kuartal IV-2020 harga minyak bergerak pada kisaran US$ 35 per barel hingga US$ 50 per barel. Sedangkan untuk kuartal I-2021 harganya diprediksi berada di rentang US$ 30 per barel hingga US$ 55 per barel, dengan harapan di jangka menengah harga bakal kembali naik.

Selanjutnya: Harga minyak masih rendah, kinerja Medco Energi (MEDC) terkikis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×