Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati penjualan kendaraan bermotor mulai mengalami peningkatan, ternyata hal tersebut belum mampu mendongkrak kinerja premi pada lini bisnis ini.
Asal tahu saja, berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) penjualan sepeda motor secara nasional pada periode Januari – September 2021 mencapai 3,76 juta unit. Angka ini meningkat 56,8% dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar 2,18 juta unit.
Gaikindo juga mencatat, hingga akhir kuartal ketiga tahun ini, penjualan kendaraan bermotor sudah mencapai 620.000 unit, mendekati target yakni 750.000 unit.
Kendati demikian, berdasarkan paparan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) pada kuartal II, premi asuransi kendaraan bermotor masih mengalami koreksi 5,2% yoy menjadi Rp 7,40 triliun di semester pertama. Padahal, lini bisnis ini merupakan salah satu kontributor terbesar secara industri yang menyumbang porsi hingga 19%.
Baca Juga: Di tengah pandemi, industri pialang asuransi berusaha bertahan hidup
Direktur Eksekutif AAUI Dody Dalimunthe pun mengakui, kalau memang hingga saat ini peningkatan penjualan kendaraan belum berdampak ke peningkatan premi asuransi kendaraan.
"Kami menduga pembelian kendaraan dilakukan oleh orang-orang kaya karena adanya potongan harga kendaraan yang signifikan sebagai dampak stimulus pajak. Dan kebanyakan pembelian secara langsung tanpa melalui lembaga pembiayaan, sehingga tidak ada kewajiban asuransi kendaraan," kata Dody kepada kontan.co.id, Rabu (10/11).
Ke depan, Dody menyebut, dengan membaiknya aktifitas ekonomi maka income masyarakat juga membaik, daya beli mulai pulih, sehingga diharapkan ada kebutuhan asuransi kendaraan terhadap konsumsi atau pembelian kendaraan tersebut.
Meskipun secara industri masih terkontraksi, beberapa perusahaan mengaku masih bisa meningkatkan premi pada lini bisnis asuransi kendaraan bermotor. Seperti, Simas Insurtech yang mencatatkan pertumbuhan asuransi kendaraan bermotor hingga kuartal III/2021 tumbuh sekitar 35% secara year on year (yoy) dengan premi mencapai Rp 19,4 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 14,6 miliar.
Perusahaan juga menargetkan di tahun ini untuk lini bisnis kendaraan bermotor preminya bisa mencapai Rp 25 miliar. “Dalam meningkatkan kinerja pada lini bisnis ini, kami memperbanyak kerjasama dengan insurance agregator,” ungkap Presiden Direktur Simas Insurtech Teguh Aria Djana.
Baca Juga: Akhirnya, IFG terima dana penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 20 triliun
Asal tahu saja, kontribusi premi asuransi kendaraan bermotor untuk keseluruhan premi di Simas Insurtech berada di kisaran 9%.
Serupa, Asuransi Wahana Tata (Aswata) juga menyatakan, pada tahun ini asuransi kendaraan mengalami peningkatan yang cukup baik di bandingkan dengan tahun sebelumnya.
Presiden Direktur Aswata Christian Wanandi mengatakan, hal tersebut berkat penjualan mobil dari insentif pajak pemerintah. Christian menjelaskan, peningkatan premi pada lini bisnis ini alami kenaikan hingga 30%. Pihaknya juga menargetkan peningkatan premi pada lini bisnis asuransi kendaraan sampai akhir tahun mencapai Rp 550 miliar.
Ia juga menyebut, saat ini nasabah bisa melakukan pelaporan klaim melalui Apps Aswata. "Dalam meningkatkan kinerja pada lini bisnis ini, kami terus mengembangkan layanan klaim yang kami luncurkan melalui apps kami," katanya.
Kata Christian, setelah kasus Covid-19 sudah mulai pulih, diharapkan ekonomi dapat kembali pulih dan asuransi kendaraan bermotor terus alami pertumbuhan.
Selanjutnya: Pemegang polis Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera melakukan aksi damai di OJK
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News