kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah bank masih perlihara optimisme di segmen kredit konsumer, ini alasannya


Kamis, 19 November 2020 / 09:00 WIB
Sejumlah bank masih perlihara optimisme di segmen kredit konsumer, ini alasannya

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat konsumsi sudah mulai bergerak naik sejak pelonggaran Pembatasan Sosial  Berskala Besar (PSSB). Namun, kredit konsumer perbankan hingga September 2020 hanya melaju sangat tipis. Beberapa bank bahkan tercatat mengalami penurunan kredit di segmen ini. 

Di sisa kuartal akhir ini, bank masih tetap berupaya untuk memacu kredit konsumer meski tidak bisa terlalu berharap banyak karena aktivitas ekonomi masih belum bisa pulih. Sebagian bank masih yakin bisa mencatat pertumbuhan di segmen ini sampai ujung tahun. Tetapi sebagian lagi pasrah menghadapi penurunan dan memilih bergantung pada segmen lain agar kreditnya tetap bisa tumbuh. 

Bank CIMB Niaga salah satu yang yakin masih bisa mencatatkan pertumbuhan kredit konsumer. "Kami harapkan sampai akhir tahun masih bisa tumbuh positif secara year on year/YoY sekitar 5%," kata Lani Darmawan, Direktur Konsumer CIMB Niaga pada Kontan.co.id, Rabu (18/11).

Baca Juga: Ramai soal pembobolan dana nasabah, warganet keluhkan manajemen risiko perbankan

Menurut Lani, pertumbuhan segmen konsumer tersebut masih akan ditopang oleh Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kepemilikan Mobil (KPM). Sedangkan kartu kredit diperkirakan masih akan turun karena transaksi yang berkaitan dengan travel belum tentu bisa kembali pulih secara penuh.  Per September 2020, kredit konsumer CIMB tumbuh 4,1% YoY  ditopang oleh KPR yang masih tumbuh 7,9% dan KPM naik 7%.

Sementara Bank Mandiri tercatat mengalami penurunan kredit konsumer sebesar 1% per September 2020.  EVP Consumer Loan Bank Mandiri Ignatius Susatyo Wijoyo mengatakan, kredit KPR sampai akhir tahun akan stagnan sama seperti posisi tahun 2019 yakni sebesar Rp 44,2 triliun. "Sejak Juni, booking KPR sudah naik terus. Per Oktober, outstanding KPR sudah Rp 43,1 triliun. Sehingga kami yakin sampai akhir tahun akan menyamai tahun 2019," terangnya. 

Sementara kredit kendaraan bermotor (KKB) diperkirakan akan mengalami penurunan menjadi Rp 30,6 triliun akhir tahun ini. Sedangkan tahun lalu mencapai Rp 34,6 triliun. Satyo mengaku bahwa permintaan KKB sudah mengalami tren naik namun belum bisa menutup penurunan yang terjadi saat PSBB. 

Adapun BCA akan mengandalkan pertumbuhan kredit tahun ini dari segmen korporasi yang diprediksi masih akan tumbuh sekitar 10%-12%. Sementara segmen lainnya termasuk konsumer diproyeksi akan mengalami penurunan.

Baca Juga: Ada lagi nasabah yang melaporkan kehilangan uangnya, begini respons Maybank

Pada kuartal III, kredit konsumer BCA turun 9,4%. "Kredit konsumer tahun ini diperkirakan akan turun 12%-14%. Ini bisa dimengerti karena demand terhadap KPR maupun terhadap mobil itu belum pulih dibandingkan sebelumnya," kata Vera Eve Lim Direktur Keuangan BCA.

Sedangkan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) optimis bisa mencatatkan pertumbuhan positif di segmen konsumer sampai ujung tahun. Per September 2020,  kredit konsumer bank ini tercatat  Rp 87,41 triliun atau tumbuh 4,5% YoY. 

Direktur Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies menjelaskan,  pertumbuhan itu ditopang oleh BNI Fleksi yang naik 9,5% dan KPR tumbuh 3% yoy. Sedangkan kartu kredit mengalami penurunan 10,2%. BNI optimis kredit konsumer akan tumbuh sekitar 4,8% hingga akhir tahun. Itu terutama akan ditopang oleh BNI Flexi yang sudah tercatat tumbuh dua digit hingga Oktober. 

Selanjutnya: Laba susut di kuartal III 2020, bagaimana prospek bisnis bank BUKU IV swasta di 2021?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×